MICE  

TNI Angkatan Darat di Hati Rakyat

“HUBUNGAN TNI dan rakyat adalah ibarat ikan dan air. Ikan tidak akan hidup tanpa air. Rakyatlah yang mengandung, merawat, dan membesarkan TNI.”

(Kutipan amanat Panglima Besar Jenderal Soedirman)

 

TNI Angkatan Darat kembali memperingati Hari Juang pada 15 Desember 2022. Hari Juang merupakan momentum untuk melakukan refleksi atas sejarah panjang perjalanan organisasi, sebagai sarana pembelajaran nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, dan selanjutnya, menatap lurus ke depan, guna memantapkan langkah bersama untuk mewujudkan TNI-AD yang kuat, tangguh, adaptif, modern, dan profesional, yang ditakuti lawan, disegani kawan, dan dicintai rakyat.

Sejarah mencatat bahwa TNI-AD lahir dan tumbuh dari perjuangan rakyat Indonesia merebut dan mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan NKRI. Sejarah tersebut tertanam sebagai ciri kesejatian yang tidak boleh pudar di tengah-tengah arus modernisasi dan harus terus dibangun, sebagai karakter utama prajurit untuk terus bersama-sama dengan rakyat, mempertahankan kedaulatan, dan membangun NKRI.

 

Palagan Ambarawa

Salah satu peristiwa sejarah monumental, yang menjadi acuan pembangunan karakter prajurit TNI-AD ialah pertempuran di Kota Ambarawa, yang lebih dikenal sebagai Palagan Ambarawa. Peristiwa itu terjadi pada 20 November sampai dengan 15 Desember 1945. Soedirman yang saat itu berpangkat kolonel memimpin pertempuran dan pasukannya berhasil mendesak pasukan sekutu bersembunyi di Benteng Willem selama empat hari. Pertempuran di Benteng Willem pada 15 Desember 1945 menjadi tanda kemenangan Indonesia atas pasukan Sekutu. Momentum keberhasilan mempertahankan Ambarawa dari Sekutu itulah yang kemudian diperingati sebagai Hari Juang TNI Angkatan Darat (dulu Hari Juang Kartika).

Setelah Indonesia merdeka, ancaman terhadap kedaulatan negara tidak serta-merta berhenti. TNI-AD Bersama rakyat Indonesia masih harus menghadapi berbagai ancaman lain, yaitu Agresi Militer Belanda Pertama 1947, pemberontakan PKI di Madiun pada 1948, yang diikuti Agresi Militer Belanda kedua pada 1949, dan ancaman-ancaman kedaulatan lainnya. Semua berhasil diatasi karena bersatunya TNI-AD dengan rakyat Indonesia untuk sama-sama mempertahankan kedaulatan NKRI.

 

TNI-AD hadir dan menjadi solusi

 Saat ini tantangan dihadapi bangsa Indonesia semakin kompleks dan multidimensional. Selain ancaman-ancaman disintegrasi bangsa dan gerakan radikalisme serta intoleransi, kita juga sedang menghadapi ancaman krisis global akibat dari pandemi covid-19. TNI-AD sebagai alat negara mengambil peran sesuai dengan tugas, tanggung jawabnya untuk membantu mengatasi kesulitan yang ada.

Dalam rangka Pulih Lebih Cepat dan Bangkit Lebih Kuat, TNI-AD berkomitmen untuk senantiasa hadir dan menjadi solusi atas berbagai permasalahan. Komitmen tersebut diwujudkan dengan melaksanakan program ketahanan pangan, penanganan stunting dan kesehatan, penanganan bencana, program TNI-AD Manunggal Air, bedah Rumah tidak Layak Huni (RTLH), pembinaan dan pendampingan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta program Babinsa Masuk Dapur untuk membantu program-program pemerintah.

Dalam program ketahanan pangan, TNI-AD telah membuka sekitar 10.141,80 hektare lahan pertanian, dari target awal 7.657,61 hektare untuk dijadikan sebagai lahan produktif yang hasilnya bisa membantu kesulitan pangan masyarakat. “Kita tidak boleh lapar, bahkan mati karena krisis pangan di negeri yang subur, hanya karena kita malas tidak bisa memanfaatkan potensi yang kita miliki.”

Dalam bidang kesehatan, stunting masih menjadi permasalahan kesehatan yang dihadapi anak-anak di Indonesia. Prevalensi stunting di Indonesia, menurut hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 sebesar 24,4%. Angka ini melebihi ketentuan yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu di bawah 20%. Oleh karena itu, TNI-AD secara aktif membantu pemerintah memberantas stunting bagi anak Indonesia, dengan melibatkan 71 ribu Babinsa di seluruh Indonesia.

TNI-AD juga mencanangkan Program Manunggal Air sebagai upaya untuk menjamin ketersediaan air (air bersih) juga menjadi kebutuhan mendesak bagi masyarakat Indonesia. Termasuk, mendukung sektor pertanian di daerah-daerah yang selama ini mengalami kesulitan pemenuhan kebutuhan air. Hingga saat ini titik sumber air bersih yang sudah dibangun TNI-AD mencapai 792 titik, yang terdiri dari 358 pompa hidram, 337 sumur bor, dan 97 titik gravitasi yang dapat dimanfaatkan bagi 119.825 kepala keluarga, atau 451.093 jiwa untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan pertanian masyarakat.

Program lain yang dilaksanakan TNI-AD, yakni bedah Rumah tidak Layak Huni (RTLH), pembinaan dan pendampingan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, serta program terbaru, yaitu Babinsa Masuk Dapur, dengan memerintahkan para Babinsa untuk memastikan agar masyarakat tidak ada yang kelaparan akibat kekurangan bahan makanan.

Selain itu, TNI-AD berusaha untuk selalu menjadi yang terdepan dalam penanganan bencana, yang merupakan bentuk simpati, empati, dan kepedulian terhadap sesama yang sedang mengalami musibah. “Jika rakyat merasa sakit, merasa menderita, maka TNI Angkatan Darat ikut merasakan. Semua yang dilakukan TNI-AD merupakan komitmen pengabdian dan tanggung jawab yang diwujudkan dengan tindakan nyata yang bermanfaat dan dapat dirasakan. TNI-AD harus hadir di tengah-tengah kesulitan masyarakat apa pun bentuknya dan senantiasa menjadi solusi.”

Implementasi dari semua ini, yaitu dengan melakukan tindakan-tindakan yang berdampak terhadap kesejahteraan rakyat. “Jika untuk kepentingan rakyat dan Merah Putih, TNI-AD tidak pernah ragu-ragu untuk bertindak.” Muaranya ialah “TNI Angkatan Darat di Hati Rakyat,” yang merepresentasikan jati diri TNI-AD sebagai tantara rakyat, tantara pejuang, dan tantara nasional yang profesional.

“Dirgahayu TNI Angkatan Darat!!!”


Sumber: mediaindonesia.com