STROK (serangan otak) dapat mengubah hidup dan masa depan seseorang. Tak jarang penderita mengalami depresi dan rasa tak berguna akibat stroke yang umumnya terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan kelumpuhan pada hampir seluruh fungsi tubuh (pergerakan, indra rasa, bicara, makan, fungsi kognisi, hingga buang air) yang tergantung pada jenis strok, usia penderita, area otak yang terkena, dan luasnya.
Apalagi bila strok ini terjadi pada usia muda, yang harapan untuk masa depannya masih begitu tinggi untuk digapai. Ternyata dari berbagai sumber data terpercaya, angka kejadian strok pada usia dewasa muda mengalami peningkatan hampir di seluruh dunia, terutama dalam 20 tahun terakhir.
Hal ini disampaikan oleh Dr. Michelle Hu Leppert, asisten profesor Neurologi Universitas Colorado School of Medicine, pada European Stroke Organization-World Stroke Organization (ESO-WSO) Conference tahun 2020. “Ini masih menjadi misteri mengapa kejadian stroke pada usia muda semakin pesat. Sebaliknya terjadi penurunan kasus pada usia yang lebih tua”, kata beliau di Medscape Medical News.
Pada studi retrospektif berskala nasional, didapatkan analisis bahwa pada pasien usia 25-34 tahun terjadi peningkatan insidens strok sebanyak 48% dalam waktu 10 tahun, sedangkan pada usia 35-44 tahun insidens meningkat 28%. Bila dilihat dari jenis kelamin penderita, insidens strok pada perempuan berusia 25-34 tahun meningkat 59% dalam waktu 10 tahun, sedangkan pada laki-laki berusia 45-54 tahun terjadi peningkatan insidens sebanyak 34%, yang bermakna secara statistik.
Lalu apakah strok bisa dicegah? Para ahli mengatakan strok 80% dapat dicegah. Strok terjadi ketika terputusnya aliran darah di sebagian otak kita. Yang terbanyak adalah karena sumbatan sehingga aliran darah ke sebagian area otak terhenti (disebut dengan strok Iskemik), atau karena adanya perdarahan otak akibat robekan/pecahnya pembuluh darah otak (disebut dengan strok hemoragik, sekitar 10%). Dengan mengetahui mekanisme terjadinya strok ini kita bisa menarik mundur langkah-langkah apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya stroke yang diambil dari berbagai sumber:
1. Jaga tekanan darah tetap normal
Hipertensi menjadi penyebab no.1 terjadinya strok (lebih dari 50% dari dari seluruh penderita strok). Usahakan tekanan darah dibawah 120/80 mmHg. Bila tidak dijaga dengan baik, hipertensi dapat menyebabkan 4-6x risiko terkena strok. Hal ini disebabkan pembuluh darah arteri dapat menebal karena tekanan yang tinggi dalam waktu lama, kemudian membuat kolesterol atau lemak dalam darah tersangkut, menumpuk dan membentuk plak pada pembuluh darah tersebut.
Plak ini suatu saat dapat terlepas, dan dapat menyumbat di pembuluh darah yang lebih kecil ukurannya tetapi berakibat fatal, yaitu jantung atau otak. Tekanan darah yang tinggi juga dapat melemahkan pembuluh darah arteri di otak sehingga mudah pecah, dan terjadilah strok hemoragik. Perubahan gaya hidup (cukup istirahat, hindari stres, olahraga teratur, dan makan yang sehat bergizi) sangat penting dalam menjaga tekanan darah normal. Bila sudah melebihi nilai normal, segera kontrol ke dokter secara berkala.
2. Jauhi rokok baik aktif maupun pasif.
Merokok 2x meningkatkan risiko strok. Nikotin pada rokok dapat meningkatkan tingginya tekanan darah, dan karbon monoksidanya akan menurunkan kadar oksigen yang dapat dibawa oleh darah. Tembakau juga dapat meningkatkan kadar lemak darah (trigliserida), mengentalkan darah sehingga mudah membentuk plak, menebalkan serta merusak dinding pembuluh darah. Sehingga tak jarang pada kasus strok pria usia muda, rata-rata terjadi pada perokok.
3. Kontrol kadar gula dalam darah (Diabetes)
Tingginya gula darah dapat berisiko 2-4x terjadinya strok. Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik akan mempercepat pengumpulan lemak dan plak di dalam pembuluh darah. Bekuan atau plak ini dapat memperkecil aliran darah di leher dan otak, bahkan sampai menyumbat total di beberapa area. Bila Anda mempunyai Diabetes, lakukan cek gula darah secara teratur, minum obat sesuai anjuran dokter agar kadarnya tetap normal. Serta lakukan gaya hidup sehat seperti pada poin no.1 dan 2 di atas.
4. Lainnya : cek rutin kadar irama jantung, hindari alkohol, pertahankan kadar kolesterol dan trigiliserida dalam batas normal.
Bila pernah mengalami strok, usahakan tetap mengkonsumsi obat yang diberikan dokter dan kontrol teratur untuk mencegah terkena stroke kembali. Serta perlunya penderita stroke mengikuti program Rehabilitasi Stroke sebagai upaya pemulihan fungsi-fungsi tubuh yang terganggu, serta mengikuti klub Strok yang dapat membangkitkan semangat penderita dalam komunitas yang sama untuk lebih aktif melakukan terapi dan pencegahan stroke berikutnya. Angka kejadian strok berulang adalah cukup tinggi pada 1 hingga 3 tahun pertama setelah terkena strok pertama, akibat faktor risiko yang tidak diatasi dan malas kontrol kembali ke dokter. Perlu diwaspadai bahwa sering kejadian strok yang berikutnya lebih parah dari sebelumnya, sehingga penderita harus diberi motivasi untuk melakukan pencegahan sedini mungkin. Salam sehat dan tetap semangat.
Sumber: mediaindonesia.com