Negara-negara di seluruh dunia kini menghadapi cuaca ekstrem, termasuk suhu yang sangat panas dan kekeringan di seluruh Eropa yang tahun lalu memicu kebakaran hutan, merusak tanaman, dan menyebabkan pembatasan penggunaan air.
Spanyol bahkan mencatat suhu terpanasnya pada tahun lalu. “Suhu rata-rata sepanjang 2022 hampir 15,5 derajat Celcius (59,9 Fahrenheit), tertinggi sejak pencatatan dimulai pada tahun 1916, “ kata kantor cuaca nasional Aemet dalam sebuah cicitannya di twitter, Senin (2/1)
“Ini adalah pertama kalinya suhu rata-rata tahunan melampaui 15 derajat celsius,“ tambah kantor tersebut.
Spanyol mengalami lonjakan suhu berulang kali dengan serangan gelombang panas berturut-turut dari Mei hingga Oktober. “Kecuali Maret dan April, sepanjang 2022 suhu lebih hangat dari biasanya, terutama Mei, Juli, dan Oktober yang sangat hangat,” kata kantor cuaca dalam laporan pendahuluan bulan lalu.
Cuaca yang sangat hangat berlanjut hingga penghujung tahun dengan beberapa kota di utara mencatat rekor tertinggi pada Tahun Baru.
“Suhu di Bandara Bilbao mencapai 25,1 derajat Celcius, suhu terpanas yang tercatat di kota itu pada Januari dan lebih mirip hari musim panas daripada awal tahun,” kata layanan cuaca nasional.
Spanyol juga mencatat salah satu tahun terkeringnya pada 2022. “Hanya 2005 dan 2017 yang menerima lebih sedikit curah hujan,“ kata badan cuaca itu.
Pembatasan air
Kapasitas air di waduk juga hanya 43% pada akhir Desember, di bawah rata-rata 10 tahun lalu yang sebesar 53%, menurut kementerian lingkungan.
Barcelona dan sebagian besar wilayah timur laut Spanyol Catalonia telah memberlakukan pembatasan air karena kurangnya hujan.
Langkah tersebut termasuk melarang penggunaan air minum untuk mencuci bagian luar rumah atau mobil atau mengisi kolam renang, dan mengurangi jumlah air yang digunakan untuk irigasi.
Menurut perkiraan dari lembaga kesehatan masyarakat suhu terik musim panas ini telah menyebabkan 4.744 orang tewas sepanjang 2022.
Sengatan suhu yang panas dapat membunuh karena dapat merusak otak, ginjal, dan organ lainnya, serta memicu serangan jantung atau masalah pernapasan.
Tahun yang sangat kering dan panas itu memicu kebakaran hutan yang merusak lebih dari 300.000 hektare (740.000 hektar) lahan di Spanyol. Menurut layanan pemantauan satelit EFFIS Uni Eropa, jumlah itu merupakan yang terbesar dalam lebih dari dua dekade.
Menurut sebuah laporan dari Organisasi Meteorologi Dunia pada November lalu, suhu Bumi telah menghangat lebih dari 1,1 derajat Celcius sejak akhir abad ke-19, dengan kira-kira setengah dari peningkatan itu terjadi dalam 30 tahun terakhir.(AFFP/M-3)
Sumber: mediaindonesia.com