MICE  

SMK Metland Komitmen Merawat Toleransi Dan Menjaga Keberagaman

SMK Pariwisata Metland di Cileungsi Jawa Barat, memiliki keunikan tersendiri dalam memupuk toleransi, menjaga keberagaman, dan harmoni di lingkungan sekolah. Kendati mayoritas siswa beragama Islam, di lantai dua gedung sekolah, tersedia ruang khusus bagi para siswa beragama non muslim untuk beribadah yakni ruang khusus ibadah untuk yang beragama Katolik, Protestan, Budha dan Konghucu.

“Karena keberagaman sebuah potensi yang baik. Jangan sampai menjadi sesuatu yang tidak produktif. Manakala jiwa toleransi kita pupuk bahwa yang namanya hidup itu beragam dan berwarna akan membuat mereka siap hidup dalam keberagaman, sehingga isu atau hal-hal intoleransi bisa dihindari,” papar Kepala Sekolah SMK Pariwisata Metland, Darmawan saat berbincang dengan Tim Mitras DUDI Direktorat Jenderal Vokasi Kemendikbudristek di sekolah tersebut di Cileungsi,Jawa Barat beberapa waktu lalu.

Menurut Darmawan, hal ini harus dijaga dan dirawat karena semua pelajar mempunyai hak yang sama dengan memberikan semua pelajaran agama dan ruangan khusus ibadah yang disiapkan. “Karena hak setiap siswa menerima pembelajaran agama masing masing,” ujarnya.

Dia mengutarakan untuk pelajaran agama semua agama siswa diberikan sejak tiga tahun lalu. Adapun untuk sarana ibadah tersendiri mulai tahun 2021. Kendati sekolah yang dipimpinnya 80% mayorita beragama Islam dia ingin menanamkan kebersamaan dan harmoni sesama palajar. 

“Kami ingin menanamkan kepada mereka untuk apa sih dipermasalahkan perbedaan. Beragam suku dan agama merupakan keniscayaan dan kekayaan kita. Di sini tidak ada tirani mayoritas . Karena pelayanan harus sama, sesuai dengan Bhineka Tunggal,” tandas Darmawan.

Wakil Kepala Sekolah SMK Metland Suharti menambahkan kondisi sekolah dengan komitmen keberagaman ini sebagai hal istimewa. “Saya kira ini pengalaman luar biasa, kami sebagai guru diajarkan untuk bertoleransi dan saling menghormati satu sama lain yang dipimpin kepala sekolah kami pak Darmawan,” ujar Suharti. 

Lebih dari itu, lanjut dia, sekolah nya pun menyiapkan guru Bimbingan Konseling (BK) tidak hanya untuk siswa muslim juga guru BK bagi semua siswa yang beragama Katolik, Protestan, Budha, dan Konghucu.

“Jadi para siswa kami dapat berkonsultasi amat leluasa dengan guru-guru mereka sesuai agama masing masing. Kami pun menjadi berbaur bagi anak-anak kami bahwa tidak ada perbedaan, bahwa kepolosan anak anak kita ini harus difasiitasi dengan baik,” pungkas Suharti. (RO/OL-15)


Sumber: mediaindonesia.com