MICE  

Semua Kepala Staf Punya Kesempatan yang Sama Jadi Panglima

KEPALA Staf Kepresidenan Moeldoko mengungkapkan siapapun jenderal yang dipilih Presiden Joko Widodo sebagai Panglima TNI adalah sosok terbaik karena telah melalui proses pertimbangan panjang dan kalkulasi yang matang.

Sedianya, pilihan yang tersedia untuk menggantikan Andika Perkasa di pucuk pimpinan TNI itu terbatas pada tiga matra, yaitu Kepala Staf Angkatan Darat, Kepala Staf Angkatan Udara dan Kepala Staf Angkatan Laut, memiliki kualitas dan kesempatan yang sama.

“Tiga-tiganya baik. Tiga-tiganya oke. Semua punya hak. Secara konstitusi, semua punya kesempatan jadi panglima. Tapi dari Pak Presiden kan mengkalkulasi mana yang pas,” ujar Moeldoko di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (28/11).

Ia juga mengungkapkan masa jabatan panglima yang singkat tidak akan mempengaruhi kinerja angkatan bersenjata secara keseluruhan. Pasalnya, TNI sudah memiliki rencana strategis yang didasarkan pada RPJMN Kementerian Pertahanan.

“Kemenhan memiliki RPJMN. Dari situ, TNI membuat rencana strategis sendiri. Tahun ini bagaimana, lima tahun ke depan bagaimana sehingga jenderal yang ditunjuk menjadi panglima itu hanya melanjutkan saja, tidak boleh keluar dari itu,” terang mantan Panglima TNI tersebut.

“Seperti Minimum Essential Force, itu semaksimal mungkin harus diikuti.”

Kemudian, Moeldoko juga menjelaskan bahwa tidak ada keharusan untuk memilih kepala staf ketiga matra secara bergiliran untuk menjadi panglima TNI.

Hanya saja, ia mengakui ada aspek psikologis seperti kebanggaan tiap-tiap matra yang perlu dijaga oleh negara.

“Kita perlu pertimbangkan aspek psikologi. Memang tidak wajib memilih bergilir, tetapi aspek psikologi dalam sebuah matra harus terjaga. Itu harus dipertimbangkan. Pride matra itu bagian yang harus dikalkulasi, tapi bukan berarti wajib,” pungkas mantan Panglima TNI itu. (OL-8)


Sumber: mediaindonesia.com