MICE  

Real Estate Summit 2022 Jadi Penanda Optimisme Sektor Properti

BERBARENGAN dengan pelaksanaan Rapat Kerja Nasional II (Rakernas) 2022, Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) juga menghelat kegiatan The Biggest Real Estate Summit 2022. Perhelatan tahunan yang kali ini bertema ‘Go Digital or Go Home’ itu bertujuan menambah skill, networking, sekaligus new insight bagi agen properti.

Rakernas II diadakan di Hotel Raffles, Jakarta pada Rabu (23/11) lalu. Adapun The Biggest Real Estate Summit 2022 dilangsungkan di The Kasablanka, Jakarta, Kamis (24/11) kemarin.  

“Dalam setiap kondisi pasti ada peluang. Bisnis agen properti tidak ada matinya. Dalam kondisi apapun agen properti bisa survive dan berkembang,” ujar Ketua Umum AREBI Lukas Bong, dalam siaran pers, Jumat (25/11).

Lukas menyebut Rakernas dan The Biggest Real Estate Summit 2022 berlangsung sukses. Sebanyak 1.000 tiket summit ludes jauh sebelum acara berlangsung.

“Ini membuktikan acara yang dibuat sangat berguna bagi agen properti dan mereka ingin terus maju, berkembang, bisa menghadapi tantangan dan bisa meraih peluang di industri properti Indonesia,” ujar Lukas Bong.

Sebelumnya, saat membuka The Biggest Real Estate Summit 2022, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengapresiasi AREBI yang secara konsisten selama 30 tahun menjadi mitra pemerintah dalam mencetak broker properti profesional di Indonesia.

Lebih lanjut ia mengatakan saat ini ketidakpastian sungguh nyata, tetapi Indonesia beruntung ekonomi masih tumbuh.

“Karena itu saya mengajak agar kita bersama-sama bekerja keras agar ekonomi Indonesia tetap tumbuh dan AREBI terus memberi kontribusi kepada pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Zulkifli.

Hampir senada, founder AREBI sekaligus FIABCI World President 2022-2023 Budiarsa Sastrawinata menyebut AREBI harus terus menjadi wadah pembinaan bagi broker properti agar bekerja profesional. Dengan profesionalisme itu, transaksi properti menjadi aman dan nyaman.

“Agen properti juga harus memanfaatkan teknologi karena dunia digital memiliki banyak manfaat dan saat ini sudah dimanfaatkan oleh banyak sektor usaha,” tutur Budiarsa.

Lukas Bong mengakui tantangan yang dihadapi agen properti ke depan bakal semakin berat. Ia sepakat bahwa agen properti dalam bekerja tidak bisa lagi menggunakan cara lama, konvensional, tetapi harus lebih kreatif dan inovatif.

“Harus menggunakan dan memanfaatkan teknologi yang berkembang pesat di era digital,” tegasnya.

Adapun terkait pasar properti, Lukas menyakini tahun ini dan 2023 pasar properti terus tumbuh. Ada banyak faktor yang mendorongnya. Antara lain, pandemi Covid-19 yang semakin terkendali, relaksasi dan banyaknya stimulus di sektor properti, dan strategi pengembang yang jitu.

Untuk 2023, meskipun tekanan terhadap pasar properti sangat besar antara lain tingginya tingkat inflasi, naiknya suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI-7 Day (Reverse) Repo Rate (BI7DRR), ancaman resesi, dan memasuki tahun politik, Lukas tetap optimistis.

“Kebutuhan properti di Indonesia sangat besar akibat populasi yang terus meningkat, backlog perumahan tinggi, dan properti tidak hanya kebutuhan utama tetapi juga menjadi investasi yang aman dan menguntungkan,” bebernya.

AREBI meminta pemerintah kembali merelaksasi sektor ini dengan memberikan berbagai stimulus.

“Contohnya pemberian kembali insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) 100% yang terbukti efektif meningkatkan daya beli masyarakat,” pungkasnya. (RO/X-12)


Sumber: mediaindonesia.com