MICE  

Puasa dan Pembentukan Akhlak

AKHLAK ialah sesuatu yang dilakukan dengan mudah, sesuatu yang dilakukan tanpa paksaan, dan sesuatu yang dilakukan secara otomatis.

“Jika yang dilakukan baik, akhlak itu baik dan sebaliknya jika yang dilakukan itu buruk, akhlaknya buruk,” kata Pendiri Pusat Studi Alquran sekaligus Cendikiawan Muslim Prof Quraish Shihab.

Akhlak merupakan kebiasaan. Maka itu, untuk membentuk akhlak, perlu pembiasaan. Oleh karena itu, puasa ini bisa membentuk akhlak yang diajarkan oleh agama. Akhlak bersabar, berbudi pekerti luhur, memaafkan, membaca ilmu pengetahuan, dan sebagainya. Karena itu, kebiasaan tersebut melahirkan akhlak.

Namun, kebiasaan tidak dapat terjadi seketika karena memerlukan pembiasaan sehingga biasakanlah diri melakukan sesuatu, tidak lama kemudian Anda akan terbiasa dengannya.

“Kalau Anda terbiasa melakukan yang baik, Anda akan berakhlak baik demikian juga sebaliknya. Kita ingin membiasakan diri, puasa mengajarkan kita untuk membiasakan diri,” ujarnya.

Guna meraih akhlak yang baik, carilah teman yang baik, terbiasalah dengannya, bacalah bacaan yang baik dan biasalah dengan bacaan-bacaan itu. Kemudian pergi ke tempat-tempat yang baik dan situasi yang baik.

Dengan begitu, niscaya pada akhirnya kebiasaan-kebiasaan itu mendarah daging di diri Anda dan menjadi kebiasaan Anda. Seperti kata orang ‘bisa dari biasa.’

Kalau orang meninggalkan kebiasaan, itu akan sulit baginya. Sebagaimana kalau orang berakhlak buruk, akan sulit baginya berakhlak baik, tetapi sebaliknya kalau berakhlak baik, dia pasti akan sulit dan menjauhi akhlak yang buruk.

“Ingatlah bahwa nabi datang untuk menyempurnakan akhlak-akhlak kepada Allah, akhlak kepada manusia, akhlak kepada binatang, akhlak kepada alam karena akhlak adalah bentuk jamak yang mencakup banyak objek dan banyak hal yang dituntut darinya. Semoga kita dapat memiliki akhlak yang luhur,” pungkasnya. (Iam/H-2)

Sumber: mediaindonesia.com