MICE  

Program Kemitraan Hadirkan Keuntungan Petani Secara Signifikan

PENGEMBANGAN ekonomi harus dilakukan mulai dari petani, pekerja, hingga pemberdayaan UMKM. Hal itu telah dipraktikkan PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP)–sebagai perusahaan yang fokus mendorong sektor agrikultur–melalui praktik kemitraan untuk menjadi salah satu motor pertumbuhan ekonomi nasional.

Director of External Affairs Sampoerna Elvira Lianita mengatakan, perseroan meyakini bahwa sektor agrikultur bisa menjadi salah satu motor pertumbuhan ekonomi Indonesia, mulai dari sisi hulu hingga hilir. Agrikultur juga bisa menjadi salah satu sektor yang mampu memberdayakan petani dan memberikan nilai tambah.

Menurutnya, HMSP telah bermitra dengan 22 ribu petani tembakau dan cengkih melalui perusahaan pemasok. Pihaknya memberdayakan 200 ribu UMKM toko kelontong yang tergabung dalam Sampoerna Retail Community (SRC) dan 64 ribu wirausaha di bawah binaan Sampoerna Entrepreneurship Training center di Pasuruan, Jawa Timur.

“Kami berkomitmen pada keberlanjutan dan mengajak kolaborasi yang relevan untuk terus mendorong sektor agrikultur menjadi motor pertumbuhan ekonomi,” kata Elvira dalam keterangan, Senin (14/11/2022).

Sampoerna juga menjadi salah satu perusahaan tembakau pembayar pajak terbesar, yakni senilai Rp78,7 triliun sepanjang 2021. Dari sisi ekspor, HMSP telah melakukan ekspor ke 40 destinasi di dunia senilai US$ 122 juta pada tahun yang sama.

Sebelumnya, Elvira dalam diskusi panel dengan tema “Pertanian sebagai Motor Pertumbuhan: Memastikan Keberlanjutan” di Bali, beberapa waktu lalu mengatakan, penciptaan nilai bagi seluruh rantai pasok maupun masyarakat luas sangatlah penting. Ia menegaskan, petani memiliki peran vital dalam menjaga kelangsungan bisnis hingga rantai pasok perusahaan.

Dengan program kemitraan sejak 2009, para petani mitra Sampoerna menerima pembinaan secara terpadu dan menyeluruh. Pembinaan tersebut berlangsung mulai dari pembibitan, penanaman, hingga panen. Program kemitraan juga menjamin penyerapan produksi sesuai dengan kesepakatan bersama antara petani tembakau dan pemasok.

“Program kemitraan telah menghindarkan petani dari rantai perdagangan tembakau dan tengkulak yang panjang sehingga berpotensi untuk mengurangi keuntungan petani secara signifikan,” pungkasnya.

Untuk diketahui, diskusi panel tersebut merupakan bagian dari rangkaian acara B20 Indonesia 2022. Turut hadirkan CFO PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. Jap Hartono dan Lead, Sustainable Investment & Inclusion Grow Asia Erin Sweeney serta dimoderatori oleh Prasetyo Singgih dari KADIN Indonesia. (RO/A-3)


Sumber: mediaindonesia.com