MICE  

Petani Binaan Astra di Aceh Tengah Ekspor Kopi ke Amerika Serikat

PETANI binaan Astra di Kabupaten Aceh Tengah kembali berhasil

mengekspor kopi. Setelah sebelumnya ke Inggris, kali ini penjualan green bean Gayo coffe senilai Rp10 miliar dilakukan ke California, Amerika Serikat.

Pelepasan ekspor ini dihadiri Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar;

Sekretaris Dirjen Pengembangan Ekonomi dan Investasi Kementerian Desa

PDDT, Sudrajat; dan Chief of Corporate Affairs PT Astra International

Tbk, Riza Deliansyah, Rabu (2/11) di Kabupaten Aceh Tengah.

Ketua Koperasi Usaha Tani Gayo, Rafiandi, mengatakan, ekspor kopi sebanyak 5 kontainer ini bersumber dari sejumlah anggotanya yang berasal dari 32 desa di Kabupaten Aceh Tengah.

“Awalnya binaan kami ada di 9 desa dari 4 kecamatan. Kami lahir dari

santri,” katanya.

Dengan mengikuti pembinaan dari PT Astra International Tbk melalui

program Desa Sejahtera Astra (DSA), jumlah petani binaannya terus

bertambah. “Sekarang binaan kami ada di 32 desa di Kabupaten Aceh

Tengah,” lanjut dia.

Ekspor kopi kali ini, tambah dia, juga terwujud berkat kerja sama dengan Pondok Pesantren Al Ummah. “Bersama Desa Sejahtera Astra, kami hadir untuk menyisihkan pendapatan guna meningkatkan ekonomi masyarakat,” tambah Rafiandi.

Bupati Aceh Tengah mengapresiasi ekspor kopi petani DSA tersebut. Ini

menambah panjang daftar petani kopi di wilayahnya yang berhasil

melakukan ekspor.

“Eksportir kopi di kami ada sekitar 20. Ada dari koperasi dan PT,” ungkap Shabela Abubakar.

Dia berharap ekspor kopi ini menjadi pertanda kebangkitan petani di

daerahnya setelah pada 2020 aktivitas tersebut bisa dikatakan mati.

“Awal 2020 saat covid, ekspor kopi kita terhenti, karena lockdown di

tempat tujuan ekspor,” katanya.

Lebih lanjut dia berharap ekspor ini mampu meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. “Ekspor ini juga sangat strategis untuk kalangan milenial,

agar tertib dalam berusaha.  Juga efektif dan efisien.”

Nilai tambah


Sekretaris Dirjen Pengembangan Ekonomi dan Investasi Kementerian Desa

PDDT, Sudrajat, berharap ke depan ekspor kopi bisa dilakukan dengan

memiliki nilai tambah.

Menurutnya hilirisasi produk akan lebih bagus karena memiliki tambahan nilai jual. “Jangan hanya puas dengan bahan baku. Harus inovasi dengan

penganekaragaman.”

Sebagai contoh, dia berharap ke depan kopi yang diekspor bukan hanya

biji mentah. “Ekspornya harus bahan jadi. Atau nanti ekspornya harus

yang diroasting, jangan mentah seperti sekarang.”

Sudrajat meyakini cara ini mampu mendorong pembangunan ekonomi masyarakat yang jauh lebih besar. “Karena keberhasilan mendorong pengelolaan sumber daya lokal, ini kata kunci masalah ekonomi pedesaan.”

Dia pun kembali mendorong agar lebih banyak produk desa yang bisa

menjangkau pasar lebih luas lagi. “Produk-produk desa harus bisa

ekspor.”

Sementara itu, Chief of Corporate Affairs PT Astra International Tbk, Riza Deliansyah, mengatakan, Kabupaten Aceh Tengah memiliki potensi yang besar untuk menjadi desa wisata. “Ada danau, kopi gayo, pacuan kuda, tarian. Potensinya luar biasa untuk jadi desa wisata. Banyak orang asing suka kopi gayo,” katanya.

Program DSA di Aceh Tengah, kata dia, diharapkan mampu mempercepat

terwujudnya hal tersebut. “Kita berharap program ini bisa meningkatkan

pendapatan masyarakat.”

Ini terbukti dengan keberhasilan DSA lainnya. Menurutnya, dari total

1.060 DSA di seluruh Tanah Air, mampu meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar hingga 80%. “Juga berhasil menambah lebih dari 20 ribu lapangan kerja baru,” tandas Riza. (N-2)


Sumber: mediaindonesia.com