MICE  

Peru Berduka atas Korban Tewas dalam Protes di Tengah Keadaan Darurat

IBU kota Peru, Lima dan tiga wilayah lainnya berada dalam keadaan darurat pada Minggu (15/1/2023). Kondisi unjuk rasa meluas selama berminggu-minggu terhadap Presiden Dina Boluarte tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.

Pihak Hak Asasi Manusia Peru, melaporkan sedikitnya 42 orang tewas, dalam lima pekan bentrokan di jalan yang menuntut pemilu baru dan pengunduran diri Boluarte.

Dia mengambil alih pemerintahan pada 7 Desember 2022 sebagai presiden wanita pertama negara Amerika Selatan itu. Boluarte naik setelah pemakzulan dan penangkapan Pedro Castillo karena upaya yang gagal untuk membubarkan Kongres.

Castillo, seorang mantan guru sekolah pedesaan dan pemimpin serikat pekerja sayap kiri, menghadapi tentangan keras dari Kongres selama 18 bulan masa jabatannya. Dia menjadi sasaran tembak dari berbagai penyelidikan kriminal atas tuduhan korupsi yang meluas.

Pemecatannya langsung memicu protes nasional, terutama di kalangan masyarakat miskin pedesaan, yang mereda selama masa liburan tetapi dilanjutkan kembali pada 4 Januari.

Pemerintah memperpanjang keadaan darurat selama 30 hari, mulai Sabtu tengah malam untuk wilayah Lima, Cusco, Callao dan Puno, memberi wewenang kepada militer untuk mendukung tindakan polisi guna memulihkan ketertiban umum.

Keadaan darurat juga menangguhkan hak konstitusional seperti kebebasan bergerak dan berkumpul, menurut sebuah keputusan yang diterbitkan dalam surat kabar resmi.

Lebih dari 100 ruas jalan tetap diblokir pada Minggu di 11 dari 25 wilayah Peru. (AFP/OL-13)


Sumber: mediaindonesia.com