MICE  

Pemerintah Dorong Pengembangan Desa Wisata

SEKRETARIS Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Arif Rahman Hakim mengajak jajaran pemerintah desa untuk mengembangkan potensi produk unggulan wilayah termasuk desa wisata dan wisata alam.

Masyarakat desa, kata dia, harus mampu mengorganisasi potensi wilayah agar bisa dikembangkan menjadi sebuah produk unggulan daerah.

“Jangan sekadar memproduksi bahan mentah atau bahan baku saja. Tapi, harus yang sudah memiliki nilai tambah,” ujar Arif dalam forum Komunikasi Publik Sosialisasi Klaster Ekonomi Perdesaan bersama masyarakat Desa Wanatirta, Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah yang dikutip dari siaran pers, Minggu (27/11).

Dia mencontohkan, sebuah desa di Cirebon berhasil mengembangkan tiga produk dan mampu menembus pasar hingga ke mancanegara. Tiga produk tersebut yakni, pertama, olahan ketan menjadi tapai. Usaha ini disebut berhasil meraup omzet hingga Rp6 miliar per bulan.

Kedua, wadah parsel anyaman yang dibuat oleh kelompok ibu-ibu di desa tersebut berhasil menembus pasar Eropa. Ketiga, ternak jangkrik yang juga berpotensi untuk menghasilkan pendapatan. “Jangkrik itu menu makanan utama yang dikonsumsi burung-burung berharga mahal,” kata Arif.

Dia juga mengajak masyarakat Desa Wanatirta untuk mengembangkan desa wisata. Di sektor itu, berkembang aneka bisnis pendukung seperti homestay, kuliner, oleh-oleh, kerajinan, dan sebagainya.

Menurut Arif, desa wisata ini merupakan sektor yang sangat prospektif untuk mendatangkan kesejahteraan kepada masyarakat tanpa mengeksploitasi alam secara berlebihan. “Kami harap sektor ini dapat menyumbangkan kontribusi besar bagi perekonomian masyarakat sekitar,” tuturnya..

Arif juga menyebutkan, ada program perhutanan sosial yang bisa dimanfaatkan masyarakat. Bisa untuk ditanami berbagai macam tanaman yang menjadi produk unggulan sebuah desa. “Petani bisa memanfaatkan lahan tersebut. Akan tetapi, jangan sendiri-sendiri, melainkan bergabung ke dalam sebuah wadah bernama koperasi,” kata Arif.

Dia turut mendorong masyarakat Bumiayu mesti bisa memaksimalkan lahan-lahan tidur atau perhutanan sosial agar lahan-lahan yang dibagikan pada masyarakat bisa berkembang menjadi skala usaha dan produktif.

Untuk itu, KemenKopUKM akan menggandeng sejumlah perusahaan rintisan di sektor pertanian dan perikanan untuk bekerja sama dan melakukan pendampingan dalam pemanfaatan lahan perhutanan sosial.

Menurut Arif, pengembangan destinasi wisata di Indonesia sekaligus menggerakkan perekonomian masyarakat dari aktivitas pariwisata yang ramah lingkungan harus menjadi prioritas seluruh pihak untuk dilaksanakan.

Hanya, Arif menegaskan bahwa pekerjaan besar ini tidak dapat dilakukan sendiri, butuh kolaborasi multipihak, “Kita harus terus memperkuat semangat kolaborasi dalam mengarusutamakan peran UMKM dalam perekonomian nasional,” terangnya. (OL-8)


Sumber: mediaindonesia.com