MICE  

Patah Hati nan Puitis dalam Panduan Mempersiapkan Perpisahan

Sutradara Adriyanto Dewo meramu kisah romansa dalam cerita Panduan Mempersiapkan Perpisahan, lewat dua karakter utama, Bara (Daffa Wardhana) dan Demi (Lutesha). Keduanya dipertemukan secara ketidaksengajaan dalam suatu acara. Hingga kemudian pertemuan keduanya menjadi rutin.

Bara menetap di Yogyakarta. Demi tinggal di Jakarta. Bagi Demi, Yogyakarta adalah pelarian, termasuk terhadap perasaan-perasaan yang dialami. Di situlah konflik yang dipupuk dalam naskah. Bara memiliki ekspektasi ideal sebagai pasangan yang kelak membina rumah tangga, sedangkan Demi masih ingin memercayai jiwa bebasnya tanpa kekangan.

Film diceritakan dari sudut pandang Bara, terbagi dalam dua pendekatan. Saat warna dalam film monokrom, artinya Bara sedang bermonolog menceritakan kenangan-kenangannya. Ketika film menjadi multiwarna, penonton diajak untuk masuk dalam pengadeganan dari cerita yang dialami Bara dan Demi.

Dunia dalam film juga hanya dibatasi dalam skala kedua karakter tumbuh. Bahkan secara dominan waktu layar, latar tempat berada di sekitar Bara tinggal.

Sementara itu, penonton tidak banyak diperlihatkan dari mana Demi berasal dan tinggal. Itu hanya sekilas ketika Demi dan Bara melakukan konferensi video yang terbatas, dan terlihat latar tembok kamar Demi. Juga saat Demi melangsungkan pernikahan, yang mana juga bukan berada di ruang privat Demi.

Di sisi lain, film hampir secara utuh menunjukkan berbagai tempat-tempat yang menandai kehadiran Bara baik di ruang privat seperti kamar, maupun ruang publik seperti kafe. Di ruang-ruang itu pula, kehadiran Demi menjadi intervensi bagi Bara. Ruang privat dan publik Bara, juga adalah milik Demi.

Dinamika karakter berjalan dengan rapi. Kedua pemeran, Daffa dan Lutesha, menunjukkan karakterisasi yang mampu mengisi ruang pertemuan, kebersamaan, dan perpisahan dengan cukup apik. Karena dunia film juga dibatasi hanya untuk keduanya, secara kekuatan keaktoran mereka juga mampu membawa performa film ini secara prima sejak mula hingga akhir. Dinamika keduanya menjadi nyawa Panduan Mempersiapkan Perpisahan. 

Memang secara bentuk, film ini tampak ingin menangkap yang keseharian. Dari suatu kisah romansa patah hati laki-laki yang gagal mewujudkan cinta idealnya. Secara gaya, mungkin juga punya sedikit pengaruh dari nuansa Tom dan Summer (500 Days of Summer) yang dalam budaya pop kerap memunculkan perdebatan siapa yang salah di antara Tom dan Summer. Ada semangat itu yang tertangkap, tapi Panduan Mempersiapkan Perpisahan disampaikan dengan kemasan yang lebih liris lewat bahasa puitis yang dinarasikan Bara. Juga, film ini cenderung memiliki nuansa romansa patah hati seperti film-film Nawapol Thamrongrattanarit (Happy Old Year, Heart Attack, Fast and Feel Love) dalam versi lebih ringan. 

Secara formula, Adri masih memegang formula film drama secara general. Namun, yang cukup menarik adalah bagaimana film berjalan secara ‘lurus’ dengan hanya memberi sentakan konflik di menjelang ujung, yang sekaligus disusul dengan babak resolusi. Membuat film ini memiliki tempo yang terasa cepat, walau tampak pelan.

Film yang diadaptasi dari buku karya Arman Dhani, Eminus Dolere ini barangkali akan lebih menarik jika sutradara juga menawarkan perspektif karakter perempuan (Demi) yang lebih luas di sini sehingga baik secara kreatif dan konteks cerita, bakal lebih kaya.

Bagi para penggemar film-film romansa patah hati seperti film-film Nawapol, mungkin Panduan Mempersiapkan Perpisahan cocok dan bisa menjadi salah satu favorit untuk ditonton. Film Panduan Mempersiapkan Perpisahan akan tersedia secara eksklusif untuk penonton umum di Bioskop Online. (M-2) 


Sumber: mediaindonesia.com