MICE  

Obat Antidepresan Dapat Hilangkan Empati

HASIL studi yang dilakukan peneliti dari University of Cambridge, Inggris, menyebutkan, penggunaan obat antidepresan dapat menurunkan, bahkan menghilangkan rasa empati pada penggunanya. Kandungan di antidepresan dapat mengaburkan kemampuan penggunanya dalam menangkap dan mengekspresikan emosi.

 

Kepala peneliti studi tersebut, Profesor Barbara Sahakian, menjelaskan studi itu dilakukan dengan melakukan uji coba pemberian obat antidepresan pada sekelompok orang yang tidak memiliki masalah mental. Mereka diminta mengonsumsi obat antidepresan jenis serotonin reuptake inhibitor (SSRI) selama tiga minggu.

 

Setelah tiga minggu, para peserta penelitian dihadapkan pada berbagai situasi yang dalam kondisi normal dapat memicu emosi, baik emosi positif atau negatif. Hasilnya tingkat emosi dan empati mereka jauh lebih rendah dibandingkan sebelum mengonsumsi SSRI.

 

“Ini memang mungkin merupakan cara obat-obatan ini bekerja, menghilangkan emosi pada seseorang agar tak lagi merasakan keresahan dan depresi. Namun, nyatanya bukan hanya emosi negatif saja yang dihilangkan, melainkan semua jenis emosi. Kalau begitu para pasien ini juga tak akan bisa merasa bahagia meski tidak depresi,” ujar Sahakian, dilansir dari theguardian.com, Senin, (23/1).

 

Dikatakan Sahakian, hasil studi ini harus jadi bahan pertimbangan baru para dokter kejiwaan sebelum memberikan obat pada pasien. Karena mengobati depresi seharusnya tak membuat kualitas hidup pasien, terutama fungsi kognitifnya menurun.

 

Obat jenis SSRI dikatakannya merupakan salah satu yang paling banyak digunakan untuk mengatasi depresi saat ini. Di Inggris saja, selama tahun 2022 setidaknya ada 8,3 orang yang diberikan resep SSRI.

 

Ia mengatakan, di beberapa penelitian sebelumnya, SSRI diteliti dengan beberapa jenis obat antidepresan lainnya. Hasilnya, tak ada tanda penurunan emosi atau kognitif pada pasien. Karena itu, ia menyarankan agar dokter dapat memilah kombinasi obat antidepresan yang akan diberikan pada pasien agar hasilnya sesuai dengan kondisi pasien yang beragam, bukan hanya meresepkan SSRI saja. (M-1)


Sumber: mediaindonesia.com