MENTERI Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa saat ini kinerja perekonomian global semakin melambat dengan risiko ketidakpastian yang tinggi. Perlambatan pertumbuhan ekonomi juga terjadi di sejumlah negara maju terutama Amerika Serikat, Eropa dan Tiongkok.
“Hal ni tercermin pada PMI manufaktur global September 2022 yang masuk zona kontraksi pada level 49,84,” ungkapnya dalam konferensi pers Hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) IV Tahun 2022, Kamis (3/11).
Lebih lanjut, Sri Mulyani menambahkan bahwa perlambatan tersebut dipengaruhi oleh berlanjutnya ketegangan geopolitik dan perang di kawasan Ukraina yang memicu tekanan inflasi tinggi, fragmentasi ekonomi global, perdagangan dan investasi, serta dampak dari pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif dari otoritas moneter di negara maju.
Selain itu, kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS atau The Fed diperkirakan akan semakin tinggi dengan siklus yang semakin panjang.
“Hal ini akan mendorong semakin kuatnya mata uang dolar AS sehingga menimbulkan depresiasi nilai tukar di berbagai negara, termasuk Indonesia,” pungkas Sri Mulyani. (OL-4)
Sumber: mediaindonesia.com