MICE  

Mengenang Vivienne Westwood, Punk Sejati, Desainer, dan Aktivis

BERPULANGNYA perancang busana Inggris, Dame Vivian Westwood, Jumat (30/12) pagi waktu Indonesia membawa kesedihan bukan saja bagi dunia fesyen. Tutup usia di 81 tahun, Westwood juga meninggalkan kesan mendalam di kalangan aktivis lingkungan, politik, dan juga penggemar musik punk.

 

Meski bukan seorang musisi, desainer yang identik dengan rambut oranye di masa mudanya itu merupakan sosok penting dalam epicentrum gerakan punk di London pada tahun 70an. Hal itu terjadi setelah bersama pasangannya, Malcolm McLaren, membuka toko pakaian yang kemudian menjadi tempat kumpul musisi dan anak punk.

 

Bersama dengan McLaren, Westwood yang semula guru sekolah dasar, mendesain pakaian dengan gaya bondage berbahan kulit. Gaya busana itu kemudian juga menjadi suara pemberontakan, terutama soal politik dan pemerintahan.

 

Dari komunitas pelanggan toko itu pula terbentuk band Sex Pistols yang kemudian dimanajeri oleh McLaren. Mereka menjadi terkenal pada 1976 dengan mengenakan desain Westwood dan McLaren. Penghargaan pun mulai mengalir dari dunia mode, politik, dan bisnis pertunjukan.

 

“Tidak ada punk sebelum saya dan Malcolm. Dan hal lain yang harus kamu ketahui tentang punk juga: itu adalah ledakan total,” tulis Westwood dalam autobiografinya, dikutip dari BBC, Jumat, (30/12).

 

Westwood mampu mengawinkan etos punk anti kemapanan dengan sentuhan gaya flamboyan mode kelas atas. Ibu dua anak yang awalnya tidak ingin menjadi desainer ini akhirnya terjun total dan menggelar peragaan busana perdananya pada 1981.

 

Westwood pun membuktikan bahwa gaya rancangannya yang provokatif, edgy, dan nyeleneh mampu diterima publik luas. Perempuan yang kemudian menikah dengan mantan muridnya yang lebih muda 25 tahun, Andreas Kronthaler, menjadi salah satu desainer dengan rancangan paling orisinal di dunia mode.

 

Westwood kemudian juga membuka butiknya sendiri serta memproduksi pakaian pengantin, sepatu, kaus kaki, dasi, pakaian rajut, kosmetik, dan parfum. Kiprah pentingnya di industri fesyen Inggris tidak terbantahkan dengan tiga kali meraih penghargaan British Fashion Designer of the Year, yakni pada 1990, 1991, dan 2006.

 

Westwood yang kemudian juga bermitra dengan suaminya, juga terus vokal menyuarakan isu lingkungan, politik, dan sosial, termasuk perubahan iklim. Atas berbagai kiprahnya itu Ratu Elizabeth II memberinya gelar penghormatan OBE (Order of British Empire) pada 1992 dan gelar kebesaran Dame pada 2006. (M-1)


Sumber: mediaindonesia.com