MICE  

Macron Minta Pembuat Aturan AS Ubah IRA

Presiden Prancis Emmanuel Macron meminta parlemen AS dari kedua partai politik, Partai Demokrat dan Republik, untuk mengubah regulasi yang merugikan Eropa, Undang-undang Pengurangan Inflasi (IRA). Namun keluhan Benua Biru itu tidak digubris Paman Sam.

Pernyataan itu disampaikan Macron sebelum menjejakkan kaki di Gedung Putih untuk menyampaikan langsung isu itu kepada Presiden Joe Biden. Macron tiba di Washington pada Selasa (30/11) untuk kunjungan kenegaraan keduanya ke Amerika Serikat sejak menjabat pada tahun 2017.

Macron adalah pemimpin asing pertama yang diberi jamuan makan malam kenegaraan di Gedung Putih Biden, sebuah tanda pentingnya dia bagi Washington.

Pejabat Prancis mengatakan dia akan berbincang dengan Presiden Joe Biden untuk mempertanyakan subsidi yang terkandung dalam IRA. Dalam pertemuan dengan anggota parlemen AS di Library of Congress, Macron mengatakan IRA sangat agresif terhadap perusahaan-perusahaan Eropa.

Daripada membuat ketegangan dagang, kata Macron, Prancis dan AS seharusnya lebih fokus untuk bekerja sama mereformasi Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia. Sehingga dana keduanya dapat diarahkan ke negara-negara yang terkena dampak perubahan iklim.

Para pemimpin Eropa mengeluh tentang paket legislatif, yang ditandatangani oleh Biden pada Agustus, yang menawarkan subsidi besar-besaran untuk produk-produk buatan AS. Itu menurut Eropa secara tidak adil merugikan perusahaan non-Amerika dan akan menjadi pukulan serius bagi ekonomi Benua Biru.

Namun Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan undang-undang tersebut memberikan peluang yang signifikan bagi perusahaan Eropa serta manfaat bagi keamanan energi Uni Eropa.

IRA memiliki ketentuan yang akan berkontribusi pada pertumbuhan sektor energi bersih secara global. Makan malam formal pada hari Kamis akan menampilkan musik dari Jon Batiste, Chardonnay dari Lembah Napa dan keju cheddar dari pabrik krim yang dikelola keluarga di Sheboygan, Wisconsin, menurut rincian yang diberikan oleh kantor ibu negara Jill Biden.

Negara nakal di luar angkasa

Sebelumnya, Macron mengunjungi markas NASA bersama Wakil Presiden Kamala Harris, dan mengatakan kerja sama AS-Prancis penting untuk melawan risiko konflik di luar angkasa. Keduanya mengumumkan kerja sama baru AS-Prancis di luar angkasa selama pertemuan di Paris setahun lalu.

Macron mengatakan luar angkasa mewakili tempat konflik baru dan penting bagi Prancis dan AS untuk bekerja sama dalam menetapkan aturan dan norma sains serta nilai-nilai demokrasi. “Kami juga memiliki pemain gila di luar angkasa, dan kami memiliki negara nakal di sana dan kami memiliki serangan hibrida baru,” kata Macron.

Prancis bergabung dengan AS dan beberapa negara lain dalam mengesampingkan pengujian rudal anti-satelit. Washington terakhir kali mendemonstrasikan rudal semacam itu pada 2008 dan pertama kali mengumumkan larangan uji coba pada April.

Kunjungan Macron ke AS ketika para menteri NATO bertemu di Bukares dan menjanjikan lebih banyak bantuan ke Ukraina untuk melawan serangan Rusia. Aliansi yang dibangun AS dan Prancis itu juga membahas cara mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh pembangunan militer Tiongkok dan kerja samanya dengan Rusia, kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.

Macron telah mengatakan di masa lalu bahwa Tiongkok seharusnya tidak menjadi fokus pembahasan NATO. Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan Tiongkok akan menjadi agenda utama selama kunjungan Macron.

“Alasannya karena pengaruh global yang coba dipancarkan dan ditunjukkan oleh Tiongkok dan karena tantangan keamanan yang terus ditimbulkan oleh Tiongkok, terutama di kawasan Indo-Pasifik.” (AFP/OL-12)


Sumber: mediaindonesia.com