Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memprediksi adanya potensi penambahan sampah sebanyak 22 juta kilogram yang dihasilkan dari pergerakan masyarakat di masa libur Natal dan Tahun baru 2023.
“Pergerakan masyarakat tersebut akan menimbulkan potensi sampah sekitar 22 juta kilogram sampah tambahan akan timbul dalam rentang waktu dua minggu,” kata Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) KLHK Rosa Vivien Ratnawati saat dihubungi, Rabu (28/12).
Seperti diketahui, pada tahun 2022 ini berdasarkan survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan, sekitar 44.17 juta orang atau 16,35% dari jumlah penduduk Indonesia akan bepergian pada masa Natal 2022 dan Tahun Baru 2023. Jumlah pergerakan masyarakat ini naik 3,35% dari tahun 2021.
Survei mencatat, potensi pergerakan masyarakat selama periode Natal dan Tahun Baru ini didominasi moda kendaraan pribadi. Sebanyak 12.479.897 orang akan menggunakan mobil pribadi. Sementara itu, sekitar 5.929440 orang akan naik kereta api antarkota, 5.257.380 orang naik bus, dan 4.866.054 orang terbang dengan pesawat terbang.
Dengan adanya potensi penambahan sampah itu, Vivien mengungkapkan pihaknya telah mengambil langkah antisipatif dengan menerbitkan Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup tentang Pengendalian Sampah Natal 2022 dan Tahun Baru 2023.
“SE tersebut memuat himbauan dan pedoman untuk melakukan pengurangan dan penanganan sampah selama masa liburan nataru,” beber dia.
Selain itu untuk menggerakkan masyarakat agar ikut meminimalkan jumlah sampah dalam perjalanan maupun aktivitas liburan, KLHK juga melakukan kampanye publik melalui media massa dan media sosial dengan tajuk Liburan Minim Sampah.
Ia menyatakan, beberapa materi komunikasi audio visual seperti e-poster dan video yg berisi ajakan serta tips trick liburan minim sampah sudah mulai ditayangkan sejak tanggal 24 Desember 2022.
“Dengan kampanye yang juga dilakukan pada setiap perayaan hari raya, diharapkan gaya hidup masyarakat Indonesia untuk minim sampah dapat terbentuk dan pada akhirnya penanganan sampah dapat dilakukan dengan baik karena jumlah sampah yang sesuai dengan kemampuan para pihak dalam mengelola sampah yang ada,” pungkas dia. (OL-12)
Sumber: mediaindonesia.com