MICE  

Jejak Perjuangan dalam Lukisan Pengantin Revolusi

LUKISAN karya maestro Hendra Gunawan berjudul Pengantin Revolusi ditetapkan sebagai benda cagar budaya nasional Oktober tahun lalu. Kurator lukisan Agus Dermawan menjelaskan, Pengantin Revolusi mulai dilukis pada 1955. Sketsa lukisan dibuat Hendra Gunawan sejak tahun 1947 yang terinspirasi dari rekaman peristiwa pernikahan yang ada di suatu tempat di Karawang, Jawa Barat.

“Lukisan Pengantin Revolusi dilukis Hendra Gunawan mulai 1955, diselesaikan pada 1957, dan pertama kali dipamerkan di Hotel Des Indes, 1957. Pameran dikunjungi Bung Karno. Pengantin Revolusi dibikin berdasarkan sketsa kenangan Hendra yang melihat arakan pengantin di Karawang, 1947. Sayang sketsa itu hilang,” ujar Agus Dermawan pada Media Indonesia, Selasa (10/1).

“Lukisan itu menggambarkan sejoli yang menikah di tengah perang melawan Belanda yang mau menguasai Indonesia lagi. Pengantin pria adalah gerilyawan memakai jaket tentara. Yang perempuan gadis desa yang ikut berjuang di garis belakang. Semuanya darurat! Tapi teman-teman seperjuangannya mendukung,” ujar Agus.

Dalam lukisan itu terlihat arak-arakan masif dari orang berjalan kaki keliling kampung dengan diiringi tanjidor keliling kampung, disertai oleh rombongan warga desa dan calon pengantin. Harusnya kebahagaiaan terpancar dalam lukisan  ini. Namun, sebaliknya, nuansa yang terlihat dramatis dan melankolis. Eekspresi dalam lukisan ini memperlihatkan sorot mata rombongan pengantin yang tidak tenang, dan  menyembulkan pancaran kecemasan.

Pengantin revolusi menjadi karya master piece Hendra Gunawan yang memberikan representasi kuat terhadap spirit nasionalisme perjuangan rakyat dalam merebut kemerdekaan Republik Indonesia. Bahkan tak jarang lukisan ini sering dikonstruksikan memberi sumbangan penting didalam konteks nasionalisme.

Lukisan Pengantin Revolusi ini pernah dibuang dan dipotong pada penggerebekan massa di rumah Hendra Gunawan yang ada di Pabiki Alley, Bandung pada tahun 1965. Karena, Hendra Gunawan ditengarai sebagai tokoh Lembaga Kebudayaan Rakyat(Lekra) yang berafiliasi dengan PKI. Lukisan tersebut awalnya akan dibawa lari untuk diselamatkan, tetapi ketahuan massa sehingga lukisan Pengantin Revolusi itu dipotong dan dibuang ke jalan.

Namun, lukisan tersebut kemudian diselamatkan oleh pelukis Tatang Ganar yang kemudian direstorasi dan disimpan oleh Yayasan Mitra Budaya untuk dipelihara dan dihibahkan ke Museum Keramik dan Seni Rupa di Kota Tua, Jakarta sebagai salah satu lukisan Cagar Budaya Nasional. (H-3)


Sumber: mediaindonesia.com