MICE  

Jangan Lengah, Covid-19 Masih Bertatus Darurat Kesehatan Global

PADA 30 Januari 2023 Emergency Committe WHO untuk Covid-19 melakukan pertemuan untuk memberikan rekomendasi kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam pencegahan penyakit menular yang berpotensi menyebar secara internasional.

“Hasil pertemuan tersebut disadari bahwa risiko covid-19 masih cukup tinggi, dan kematian akibat penyakit ini masih jauh lebih tinggi dari kematian akibat berbagai penyakit paru lainnya yang kini ada,” cetus pakar kesehatan Prof Tjandra Yoga Aditama, dalam keterangannya, Kamis (2/2).

Pertemuan itu menghasilkan kesepahaman bahwa covid-19 masih dalam situasi Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau Darurat Kesehatan Publik yang Menjadi Perhatian Global. Pandemi covid-19 yang berada dalam situasi transisi memerlukan upaya maksimal untuk mengendalikan situasi transisi ini dan mencegah potensi konsekuensi negatif yang mungkin timbul.

Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI itu mengatakan, komite darurat juga menyoroti adanya kesenjangan vaksinasi covid-19 di dunia, antara negara maju dan negara berkembang, dan juga pada berbagai kelompok risiko tinggi seperti lanjut usia.

Selain itu, masih ada kelompok menolak vaksin yang terus menyebarkan informasi tidak tepat melalui berbagai media yang masyarakat terima sehari-hari.

Komite darurat juga mengingatkan, ancaman varian/subvarian baru dari virus korona juga masih ada. “Kendati yang kini ada memang tidaklah lebih berbahaya dari yang lalu tetapi jelas lebih mudah menular, dan dunia belum sepenuhnya tahu pasti bagaimana perkembangan varian/subvarian baru ini di masa datang,” kata Prof Yoga.

Komite darurat juga menyoroti kelelahan pandemi dan penurunan persepsi publik terhadap risiko yang masih mungkin dihadapi, dan ini tampak dengan melonggarnya protokol kesehatan.

Sementara itu, pengetahuan dan ketersediaan pelayanan memadai untuk mengatasi dampak jangka panjang dari covid-19, baik dalam bentuk long-covid dan juga peningkatan risiko terjadinya gangguan kardiovaskuler dan mungkin juga metabolik pasca covid-19, masih amat terbatas.

“Emergency Committe Covid-19 mengharapkan adanya upaya kuat untuk meningkatkan surveilans, melaporkan data perawatan rumah sakit dan intensive care unit (ICU) agar didapat data yang lengkap dan jelas tentang dampak masalah pada sistem kesehatan di negara dan dunia,” kata Prof Yoga.

Terakhir tentang keterbatasan ketersediaan petugas kesehatan (health workforce) dan adanya benturan prioritas dengan masalah kesehatan lain yang tentu perlu juga diatasi.

“Dalam hal ini maka Emergency Committe menekankan masih diperlukannya ketersediaan kapasitas kesehatan untuk menangani situasi covid-19 dan juga terus meningkatkan ketahanan sistem kesehatan,” tuturnya.

Hal-hal itu, sebut Yoga, harud dipahami oleh pemerintan Indonesia agar situasi covid-19 dapat tetap terkendali dengan baik. (H-2)


Sumber: mediaindonesia.com