Sebagai satuan pendidikan yang mengusung kompetensi keahlian,
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Kabupaten Garut, Jawa Barat, terus melakukan berbagai inovasi yang dapat diterapkan di lingkungan sendiri maupun masyarakat.
Salah satu inovasi yang cukup menonjol dan hingga kini terus berlangsung yaitu pembuatan sabun cuci piring oleh siswa-siswi SMKN 1 dari Kompetensi Keahlian Farmasi Klinis dan Komunitas (FKK).
Koordinator Inovasi SMKN 1 Garut Reni Puspita Dewi mengatakan, harga
jualnya sangat ekonomis dengan bahan baku mudah diperoleh dengan harga
terjangkau. Kemanfaatan sabun cuci piring diproduksi sejak 2020 itu
besar bagi masyarakat.
Bukan hanya bermanfaat membersihkan peralatan makan dan masak,
menghilangkan minyak pada peralatan makan, dan tidak membuat tangan
iritasi. Dengan pembuatan serta penjualan sabun cuci piring kerjasama
dengan CV Padawangi itu, SMKN 1 Garut secara nyata turut mendorong
pemberdayaan masyarakat desa/kelurahan untuk bisa maju dan mandiri.
Semisal dengan Kelurahan Jayawaras serta Kelurahan Paminggir melalui
pelatihan pembuatan sabun cuci piring skala kecil sebagai bagian dari
penerapan program SMD atau SMK Masuk Desa.
“Antusias ibu-ibu kader Posyandu luar biasa. Alhamdulilah, sampai sekarang kerja sama dengan Kelurahan Jayawaras terus berlangsung. Mereka secara rutin memesan produk sabun cuci piring kita untuk dipakai maupun didistribusikan,” kata Reni, bersama Kepala SMKN 1 Garut Bejo Siswoyo.
Harga sabun cuci piring karya SMKN 1 Garut sendiri saat ini dipatok
Rp9.000 per botol ukuran 450 mililiter. Sabun cuci piring produk SMKN 1
Garut serta inovasi lainnya di sekolah tersebut sempat mendapatkan
apresiasi dari Pendiri Jabar Bergerak yang juga istri Gubernur Jabar
Ridwan Kamil, Atalia Praratya Kamil saat berkunjung ke Garut, beberapa
waktu lalu.
Sabun cairan cuci piring tersebut juga sudah memiliki Hak Atas Kekayaan
Intlektual (HAKI) dan tercatat dalam buku “Karya Inovasi SMK untuk Jabar Juara” Dinas Pendidikan Provinsi Jabar tahun 2021.
“Permintaan produk sabun cuci piring yang kita produksi selalu ada. Selain di Garut, kita juga ada permintaan dari luar Garut, seperti Sumedang dan Tasikmalaya. Sabun cuci piring sekarang ini kan sudah merupakan kebutuhan primer,” kata Reni.
Dia mengatakan, produksi sabun cuci piring sempat terkendala gegara
pandemi Covid-19. Namun di sisi lain, kondisi tersebut malah memunculkan inovasi lainnya berupa pembuatan hand sanitizer.
“Saat ini, kita juga sedang mencoba inovasi pembuatan sabun cuci tangan
kertas ukuran dua centimeter kali dua centimeter. Harapan kita, sabun
ini sangat praktis, mudah dibawa ke manapun. Tapi ini belum fiks, masih
dalam proses penyempurnaan,” tutur Reni.
Inovasi lain
Selain sabun cuci tangan, ada banyak inovasi dihasilkan siswa dan guru
di SMKN 1 Garut yang berdiri sejak 1 Agustus 1959 itu. Antara lain
perangkat lunak aplikasi pembelajaran pengelolaan keuangan, listrik tenaga surya, listrik tenaga angin, tower untuk penguatan internet di desa, serta pembasmi hama dikendalikan gawai/gadjet.
“Inovasi pembasmi hama ini meraih penghargaan Juara 2 tingkat nasional
dalam Festival Inovasi Guru tahun 2021. Namun belum ada HAKI-nya, masih
dalam proses pengajuan,” Wakil Kepala SMKN 1 Garut, Nurdin, menambahkan.
SMKN 1 Garut berlokasi di Jalan Cimanuk No. 309 A, Kelurahan Pataruman
Kecamatan Tarogong, Kabupaten Garut. Dengan mengusung konsep inspiring inovation with industry collaboration for excellence, sekolah ini terus berusaha melahirkan inovasi-inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat.
Inovasi di SMK-SMK sendiri merupakan langkah menemukan sesuatu hal baru atau melakukan berbagai pembaruan yang terbentuk dalam sebuah produk, ide, desain, dan sebagainya. Baik karya asli maupun hasil modifikasi yang dibuat dan diterapkan di sekolah maupun masyarakat.
SMK masuk desa
Sementara itu Kepala Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah XI Jawa Barat Aang Karyana mengatakan, pihaknya telah mendorong agar SMK merambah ke pedesaan sebagai program dari SMK Masuk Desa (SMD).
SMK Negeri 1 Garut sendiri telah merealisasikan program tersebut dengan
menggandeng beberapa desa sebagai mitra dalam pengembangan produk sabun
cuci piring. “KCD tentu mengapresiasi langkah SMKN 1 Garut dan akan
menjadikannya sebagai contoh nyata dari program SMD,” ujar Aang.
Menurut dia, apa yang telah dilakukan oleh SMK Negeri 1 Garut merupakan praktik baik dalam mengembangkan inovasi dan kolaborasi dengan mitra. Praktik baik ini perlu disosialisasikan agar menjadi contoh bagi sekolah lain.
“Tindakan sederhana tetapi manfaatnya bisa dirasakan masyarakat banyak
seperti yang dilakukan siswa SMKN 1 Garut perlu dicontoh dan diikuti SMK lain dengan mengembangkan inovasi-inovasi lainnya,” tegasnya.
Aang menambahkan, selain mengembangkan keahlian SMK juga memiliki program kewirausahaan dan kemitraan bersama dunia usaha atau industri.
Oleh karena itu, dia berharap SMK Negeri 1 Garut terus mencari peluang
untuk melakukan kerja sama tersebut. “Agar inovasi yang dikembangkan
sekolah berlanjut dengan pemasaran dan pengembangan bisnis produk yang
lebih luas. KCD juga akan mendukung sekolah jika nanti diperlukan
bantuan kerja sama dengan pihak dunia industri dan dunia usaha,” pungkas Aang. (N-2)
Sumber: mediaindonesia.com