MICE  

IKN Nusantara Didesain Antibanjir 100 Tahun

Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur, dipersiapkan dengan desain terhindar dari banjir selama 100 tahunan. Sehingga, di kawasan IKN  dipersiapkan sejumlah kolam retensi dan bendungan.

“Memang tidak ada jaminan tidak akan ada banjir. Tapi, dengan perhitungan hidrologi dan desain yang andal maka tidak akan terjadi banjir di IKN dalam 100 tahun,” kata Kepala Balai Wilayah Sungai Kalimantan IV Samarinda Harya Muldianto dalam temu media nasional di Banjarmasin, Sabtu (5/11).

Menurut dia, penyebab banjir selama ini di wilayah Kalimantan Timur antara lain curah hujan tinggi, pengaruh pasang air laut, bottleneck pada gorong-gorong jembatan dan sungai, bertambahnya kawasan permukiman, serta kondisi topografi cenderung datar.

Harya menjelaskan setidaknya ada lima titik rawan banjir di sekitar IKN, yakni Desa Bumi Harapan, Kelurahan Sepaku, Desa Sukaraja, Desa Tengin Baru, dan Desa Pamaluan.

Iya berharap masalah ini bisa segera teratasi mengingat akses jalan menuju IKN Nusantara bakal terganggu bila banjir ini tak diatasi. Apalagi, bila terjadi peningkatan curah hujan di sekitar kawasan IKN.

Di sisi lain, pemerintah juga akan menyiapkan 14 embung atau penampungan air di area Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP).

Embung tersebut akan dibangun dengan fungsi bukan hanya pengendalian banjir dan penampungan air ketika musim kering, tetapi juga sebagai upaya memperindah  kota serta mendinginkan suhu udara.

Kegiatan mengendalikan banjir, kata dia, sampai 2024 berupa penurapan dan normalisasi sungai sepanjang 25 kilometer, serta memperlancar bottleneck di setidaknya di lima titik.

“Pengendalian banjir juga dilakukan dengan cara peninggian tanggul sungai, serta membuat bendungan,” katanya.

Kegiatan dilanjutkan program jangka panjang 2024-2045 dengan membangun tampungan retensi banjir sesuai rencana induk pengendalian banji daerah aliran Sungai Sanggai.

Kementerian PUPR optimistis segala upaya mengendalikan banjir di IKN akan berhasil dengan terus melakukan berbagai pembangunan infrastruktur, seperti bendungan.

Salah satunya adalah pembangunan Bendungan Sepaku Semoi, di Kabupaten Penajam Paser Utara yang bakalan memiliki luas genangan sekitar 280 hektare, dengan tinggi 25 meter dari fondasi, panjang 450 meter.

Manfaat dari bendungan itu antara lain dapat mereduksi banjir hingga 55,26 persen, menciptakan air baku 2.500 liter per detik, hingga bisa menjadi potensi wisata.

Air siap minum

Harja menjelaskan, air yang masuk ke IKN Nusantara diproyeksikan siap minum.

Dia mengakui, warna sumber air sungai di kawasan IKN  cenderung berwarna cokelat akibat pengaruh dari karakter tanah.yang mudah luruh di air.

Oleh karenanya, Harya menilai, agar bisa siap minum, perlu diolah. Sehingga, lanjut dia, air keran di kawasan IKN laik konsumsi. Pihaknya sudah menyediakan dua titik sumber air baku.

“Nanti di pengolahannya itu yang mengolah hingga bisa jadi air minum. Mau nggak mau harus ada pengolahan,” ucap Harya.

Namun proyeksi tersebut bisa direalisasikan sepanjang tidak ada lahan untuk tambang, terutama batu bara.

Persisnya dari wilayah hulu yang kemungkinan akan memengaruhi kelayakan konsumsi air secara signifikan.

“Jangan sampai di hulu dibuka jadi tambang, karena air akan lebih keruh. Dan meningkatkan kadar asam, kualitas air minum turun,” tukasnya. (Hnr)


Sumber: mediaindonesia.com