PENGANUGERAHAN gelar pahlawan pada DR dr HR Soeharto dan dr Raden Rubini Natawisastra disambut baik oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Kepahlawanan mereka menjadi teladan bagi para dokter di Indonesia.
Ketua Umum PB IDI Dr Moh Adib Khumaidi, Sp.OT mengatakan, peran penting para dokter tidak lepas dari sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajahan. Sejak dulu dan nanti, para dokter akan terus berada di garis depan.
“Kita tahu, Budi Utomo yang memberikan tonggak sejarah dan kebangkitan nasional kemudian dilanjutkan oleh para dokter dalam era pra kemerdekaan, di era kemerdekaan dan juga di pascakemerdekaan,” kata Adib melalui akun Instagram Tim Mitigasi PB IDI, Kamis (10/11), bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan.
Ia menuturkan, peran dokter tidak terlepas dari lahirnya bangsa ini, peran dokter tidak terlepas dalam sebuah proses kemerdekaan dan kebangkitan nasional. Dokter juga sudah banyak memberikan kontribusinya kepada negara, seperti pandemi covid-19 bersama dengan tenaga kesehatan yang lain didukung oleh masyarakat, peran dokter tidak terlepas dari peran-perannya di dalam sejarah kehidupan rakyat Indonesia.
“Dua nama ini menambah jumlah dokter yang mendapatkan pahlawan nasional. Dengan begitu, sudah ada 15 dokter yang diberikan gelar pahlawan nasional,” katanya.
Hal ini, ucap Adib, makin mengobarkan semangat PB IDI untuk siap untuk senantiasa melanjutkan cita-cita perjuangan para pendahulu mewujudkan masyarakat sehat, sejahtera, dan selalu menjadi mitra strategis pemerintah memberikan kontribusi yang positif di dalam membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pendiri IDI
Pemerintah menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada Dr dr HR Soeharto karena almarhum dinilai telah berjuang bersama Presiden Soekarno dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.
Tokoh kelahiran Tegalgondo, Surakarta, 24 Desember 1908 ini dikenal sebagai dokter pribadi Bung Karno. dr. Soeharto juga merupakan partner perjuangan yang selalu mendampingi Bung Karno dalam sejumlah peristiwa bersejarah di antaranya memulihkan kesehatan Bung Karno menjelang proklamasi sehingga Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dapat dibacakan.
Dokter Soeharto juga memfasilitasi Sukarno dan para tokoh perjuangan dalam membahas strategi perjuangan di rumah pribadinya. Termasuk ikut mendampingi Sukarno, Moh. Hatta, dan KRT Radjiman Wediodiningrat dalam perjalanan ke Saigon untuk bertemu Marsekal Terauchi membahas kemerdekaan Indonesia.
“Beliau adalah salah satu pendiri Ikatan Dokter Indonesia dan namanya terpampang megah di Sekretariat IDI,” sebut Adib.
Sementara, Raden Rubini Natawisastra juga memiliki dedikasi luar biasa di masa penjajahan Jepang. Almarhum bersama istrinya dijatuhi hukuman mati oleh Jepang karena perjuangannya yang gigih untuk kemerdekaan Republik Indonesia.
Tokoh kelahiran Bandung 31 Agustus 1906 ini pada awalnya mengabdikan diri sebagai dokter di Jakarta. Pada tahun 1934, dr. Rubini dipindahkan ke Pontianak. Di daerah ini ia dikenal sebagai dokter yang rendah hati dan tanpa pamrih
Ia berkeliling ke wilayah pedalaman Kalimantan untuk mengobati penduduk termasuk juga melakukan pendampingan terhadap kekerasan seksual yang terjadi pada saat penjajahan Jepang. (H-2)
Sumber: mediaindonesia.com