MICE  

Harapan Korban Selamat dalam Kecelakaan Pesawat Nepal Nihil

PETUGAS penyelamat Nepal menjelajahi jurang yang dipenuhi puing-puing Senin (16/1) untuk mencari lebih banyak mayat dari reruntuhan pesawat yang hancur dengan 72 orang di dalamnya. Pencarian itu dengan harapan ada korban yang selamat namun sekarang nihil. 

Yeti Airlines ATR 72 jatuh ke ngarai yang curam, hancur berkeping-keping dan terbakar saat mendekati pusat kota Pokhara pada Minggu pagi, dalam bencana penerbangan terburuk di Nepal sejak 1992.

Penyebabnya belum diketahui tetapi sebuah video di media sosial, menunjukkan pesawat berbaling-baling ganda itu membelok tiba-tiba dan tajam ke kiri saat mendekati bandara Pokhara. Sebuah ledakan keras mengikutinya.

Nepal, yang memiliki catatan keselamatan udara yang buruk, memperingati hari berkabung pada Senin untuk para korban.

Tentara menggunakan tali dan tandu untuk mengambil mayat dari jurang sedalam 300 meter hingga larut malam, dengan upaya pemulihan dilanjutkan pada hari Senin.

“Sejauh ini kami telah mengumpulkan 68 jenazah. Kami sedang mencari empat jenazah lagi. Kami harus melanjutkan sampai mendapatkan jenazah,” kata pejabat senior lokal Tek Bahadur KC kepada AFP.

“Kami berdoa untuk keajaiban. Tapi, harapan menemukan orang hidup adalah nihil,” katanya.

Puing-puing dari pesawat berserakan di lokasi kecelakaan, termasuk sisa-sisa kursi penumpang yang hancur dan badan pesawat berwarna putih.

Para petugas penyelamat bergegas ke lokasi setelah kecelakaan itu, dan mencoba memadamkan api yang mengamuk yang telah mengirimkan asap hitam tebal ke langit.

Ada 15 orang asing di dalam pesawat, termasuk lima orang India, empat orang Rusia, dua orang Korea Selatan, dan masing-masing satu penumpang dari Argentina, Australia, Prancis, dan Irlandia, kata juru bicara Yeti Sudarshan Bartaula kepada AFP. Sisanya adalah warga Nepal.

“Berita yang sangat menyedihkan dari Nepal tentang pesawat yang jatuh dengan banyak penumpang di dalamnya,” kata Perdana Menteri Australia Anthony Albanese pada hari Senin, dia menambahkan bahwa pemerintahnya sedang mencari informasi tentang warga negara Australia yang ada di pesawat. (AFP/OL-6)


Sumber: mediaindonesia.com