DUA kecamatan di Provinsi Bangka Belitung (Babel) mandiri pangan, lantaran menjadi lumbung beras di provinsi kepulauan tersebut.
“Dalam peta ketahanan pangan kecamatan Rias dan Sijuk berwarna biru artinya pangan terjaga khususnya beras, karena dua kecamatan ini sebagai sentra beras di Babel,” kata Kepala DPKP Provinsi Babel Edi Romdhoni, Minggu (6/11).
Sedangkan lanjut Edi untuk kecamatan lainya di Babel masih berwarna merah bahkan coklat yang artinya ketergantunganya tinggi sekali. “Kecuali dua kecamatan itu, yang lainya masih bergantung dengan daerah lain, untuk kebutuhan berasnya,” ujarnya.
Rias dan Sijuk ini beras yang dihasilkan bisa di jual ke kecamatan lain di Babel kendati kebutuhan beras masih tinggi dari luar daerah.
Pihaknya berharap seluruh kecamatan di Babel bisa menjaga ketahanan pangan, agar bisa mengurangi ketergantungan pangan dari luar daerah. “Banyak faktor sebabkan kita bergantung dari daerah lain. Seperti pengelolaan lahan belum maksimal hingga banyaknya petani alih profesi
sebagai penambang pasir timah,” ungkap dia.
“Padahal petani kita dibayar Rp150 ribu perhari untuk yang bekerja. Jauh jika di bandingkan di jawa yang hanya Rp40 ribu perhari. Tapi karena harga timah mahal, petani lebih memilih menambang,” terangnya.
Pihaknya berharap paska tambang, sektor pertanian harus menjadi pilihan utama agar bisa mengurangi ketergantungan pangan dari luar.
Ia menambahkan bukan hanya pertanian dan holtikultura saja Babel masih bergantung dari luar. Namun sapi pun demikian. “Sektor pertanian 70 persen kita bergantung dari luar, kalau untuk sapi hampir 90 persen dari luar daerah,” ucapnya. (OL-13)
Sumber: mediaindonesia.com