MICE  

Grey Art Gallery Ramaian Kawasan Braga

KEHADIRAN Grey Art Gallery di Braga, Kota Bandung, Jawa Barat, semakin mengokohkan bahwa kasawan itu telah menjadi salah satu pusat perkembangan seni lukis. Banyak pelukis yang dibesarkan dan memiliki kenangan di Jalan Braga ini.

Hadirnya Grey Art Gallery yang digagas oleh Elia Yoesman, Grace

Christianti, dan Jessica Wijayayang, semakin menambah semaraknya galeri

yang telah ada sebelumnya di sepanjang Jalan Braga.

Didasari atas ketertarikan mereka terhadap dunia seni rupa lalu pada proses persiapan serta perkembangannya Grey Art Gallery dibantu pula oleh seniman lain, seperti Angga Atmadilaga, Arya Sudarajat serta Hani Handayani.

Chief Ekecutive Manager Gery Art Gallery  Angga Aditya Atmadilaga,

didampingi General Manager Cita  Hepiningtias dan Operasonal Manager

Arya Sudrajat pada pembukaan Grey Art Gallery, Selasa (31/1) mengatakan, pada perhelatan pertama Grey, tema Hitam. (dengan titik dan tertulis miring) dipilih sebagai tema pameran yang secara umum menawarkan kesederhanaan dalam mematok titik tolak, yakni dari istilah hitam ke jendela makna yang lebih luas.

“Keikutsertaan sebagian besar peserta pameran didapat melalui metode

open call. Metode open call sendiri dapat dipahami sebagai program

keikutsertaan suatu kegiatan yang bersifat terbuka untuk diikuti oleh

publik luas melalui jalur penyeleksian karya,” jelasnya.

Menurut Angga, tujuan menerapkan open call yakni untuk membuka

kesempatan seluas-luasnya bagi para seniman yang berada di luar

jangkauan untuk menunjukan potensi-potensi karya kreatif mereka. Open call ini diikuti  800 seniman, yang terseleksi menjadi 112

seniman dengan beragam media. Di antaranya drawing, lukisan, seni

instalasi, patung, printmaking, video art, dan juga performance art.

“Selain seniman yang lolos seleksi, kami menghadirkan pula 17 seniman

undangan yang dipilih dan dikurasi langsung oleh Aminudin TH Siregar

yang bertindak sebagai kurator pameran,” lanjutnya.

Para seniman undangan tersebut ialah Andreas Camelia, Dedy Shofianto, Dedy Suherdi, Deden H. Durahman, Diyanto, Dolorosa Sinaga, Erwin Windu Pranata, Garis Edelweiss, Isa Perkasa, J.A. Pramuhendra, Krishnamurti Suparka, Louise Henryette, Mujahiddin Nurahman, Patriot Mukmin, Yasmine Aminanda,  Yogie Achmad Ginanjar dan Zamrud Setya Negara.

“Keberadaan Grey Art Gallery di Kawasan Braga diharapkan dapat menambah

semarak nuansa seni di kawasan tersebut yang memang memiliki sejarah

seni yang khas sebagai bagian dari perjalanan wisata kota Bandung,”

tambah General Manager Grey Art Gallery, Cita  Hepiningtias.

Sebagai ruang kreatif baru di Bandung, kata Cita, kehadiran Grey Art

Gallery ditujukan sebagai katalisator perkembangan ekosistem

keseniankota Bandung, karena itu dalam rancangan program ke depannya,

pihaknya merumuskan beberapa agenda kegiatan.

Di antaranya, pameran terbuka melalui jalur open call, kegiatan residensi Seniman, Program pertukaran seniman lintas Kota dan Negara, Kelas/Workshop kreatif untuk publik, diskusi budaya dan kesenian, serta program Kerjasama yang melibatkan beragam komunitas.

“Hal ini dirancang sebagai strategi dalam mendekatkan seni rupa kepada

pemirsanya sehingga karya seni berjarak lebih dekat denganmenawarkan

pengalaman yang menyenangkan. Strategi ini  juga diharapkan dapat

mengubah cara kita mengkonsumsi dan memahami seni lebih baik,” tandasnya. (AN/N-2)


Sumber: mediaindonesia.com