GREY Art Gallery bersama dengan G3N Project dan Studio Jeihan mengadakan pameran dengan menghadirkan landskap seni rupa yang terilhami karya-karya maestro Jeihan Sukmantoro. Pameran digelar di Grey Art Gallery yang berada di Jalan Braga, Kota Bandung.
Pameran ini juga merupakan sebuah persembahan untuk menghormati Jeihan. Almarhum telah memperkenalkan pengalaman multi-persepsi yang menghidupkan kembali keberagaman pandangan dan interpretasi atas karya seni yang luar biasa.
Pameran ini tidak hanya menandai apresiasi atas karya-karya
Jeihan, tetapi juga merupakan penghormatan terhadap peran dinamis setiap mata yang memandang, merenung dan mengapresiasi karya seni.
“SE(MATA)N memperlihatkan bagaimana setiap pandangan memiliki daya serap yang unik, dan bagaimana karya-karya ini melahirkan ragam perspektif yang mendalam. SE(MATA)N menjadi semacam titik awal. Karya-karya Jeihan tidak hanya diposisikan sebagai karya utama, namun juga sebagai landasan bagi kreativitas, tanggapan, dan respon kolektif,” jelas Angga Aditya Atmadilaga dari Grey Art Gallery.
Menurut Angga, pada setiap karya menjadi titik refleksi yang mengundang
berbagai sudut pandang dan pendekatan kreatif. Melalui pameran ini,
pihaknya membangun kreasi unik yang tidak hanya menampilkan karya-karya
eksklusif Jeihan, tetapi juga mengeksplorasi dan memperluas interpretasi atas karya Jeihan melalui mata sejumlah pihak yang terlibat.
“Di sinilah karya-karya tersebut ditampilkan untuk direspon,
dikembangkan, dan dipresentasikan melalui berbagai penyajian yang
dihasilkan oleh kontribusi kolaboratif dari berbagai individu dan pihak
yang terlibat,” katanya.
Annga melanjutkan, melalui kolaborasi dan respons multi-persepsi,
SE(MATA)N, mengundang pengalaman dinamis dalam mengapresiasi karya.
Setiap respon menuntun pada dialog dan interpretasi yang luas,
menghasilkan kekayaan dan keragaman makna dalam penafsiran karya.
Kontribusi dari pihak lain tidak hanya melengkapi, tetapi juga
memperkaya cara kita melihat, merasakan, dan menyematkan makna.
Pengunjung dipersilakan untuk merenung, membedah, dan merasakan setiap
tebakan, titik, atau ekspresi dalam karya ini.
“Melalui dialog antara karya Jeihan dan respon yang datang dari beragam
perspektif, pameran ini ditujukan untuk memberikan pengalaman yang
melampaui batasan pendekatan konvensional dalam mengenalkan serta
memahami karya Jeihan,” ungkapnya.
Pameran ini kata Angga, mengundang pengunjung untuk merasakan keindahan
yang terpancar dari karya Jeihan Sukmantoro dengan cara yang
berbeda-beda, melalui perasaan, interpretasi, dan pemahaman yang tak
terbatas. Dengan menghadirkan kekayaan dan kompleksitas dalam
mengartikan makna sebuah karya.
Pameran dibuka oleh Jim Supangkat, rekan seperjuangan Jeihan. Diharapkan pameran ini bukan hanya menjadi ruang untuk menikmati karya Jeihan, tapi juga sebagai wujud apresiasi yang mendalam terhadap respon, interpretasi, serta penerimaan masyarakat terhadap seni rupa. (SG)
GREY Art Gallery bersama dengan G3N Project dan Studio Jeihan mengadakan pameran dengan menghadirkan landskap seni rupa yang terilhami karya-karya maestro Jeihan Sukmantoro. Pameran digelar di Grey Art Gallery yang berada di Jalan Braga, Kota Bandung.
Pameran ini juga merupakan sebuah persembahan untuk menghormati Jeihan. Almarhum telah memperkenalkan pengalaman multi-persepsi yang menghidupkan kembali keberagaman pandangan dan interpretasi atas karya seni yang luar biasa.
Pameran ini tidak hanya menandai apresiasi atas karya-karya
Jeihan, tetapi juga merupakan penghormatan terhadap peran dinamis setiap mata yang memandang, merenung dan mengapresiasi karya seni.
“SE(MATA)N memperlihatkan bagaimana setiap pandangan memiliki daya serap yang unik, dan bagaimana karya-karya ini melahirkan ragam perspektif yang mendalam. SE(MATA)N menjadi semacam titik awal. Karya-karya Jeihan tidak hanya diposisikan sebagai karya utama, namun juga sebagai landasan bagi kreativitas, tanggapan, dan respon kolektif,” jelas Angga Aditya Atmadilaga dari Grey Art Gallery.
Menurut Angga, pada setiap karya menjadi titik refleksi yang mengundang
berbagai sudut pandang dan pendekatan kreatif. Melalui pameran ini,
pihaknya membangun kreasi unik yang tidak hanya menampilkan karya-karya
eksklusif Jeihan, tetapi juga mengeksplorasi dan memperluas interpretasi atas karya Jeihan melalui mata sejumlah pihak yang terlibat.
“Di sinilah karya-karya tersebut ditampilkan untuk direspon,
dikembangkan, dan dipresentasikan melalui berbagai penyajian yang
dihasilkan oleh kontribusi kolaboratif dari berbagai individu dan pihak
yang terlibat,” katanya.
Annga melanjutkan, melalui kolaborasi dan respons multi-persepsi,
SE(MATA)N, mengundang pengalaman dinamis dalam mengapresiasi karya.
Setiap respon menuntun pada dialog dan interpretasi yang luas,
menghasilkan kekayaan dan keragaman makna dalam penafsiran karya.
Kontribusi dari pihak lain tidak hanya melengkapi, tetapi juga
memperkaya cara kita melihat, merasakan, dan menyematkan makna.
Pengunjung dipersilakan untuk merenung, membedah, dan merasakan setiap
tebakan, titik, atau ekspresi dalam karya ini.
“Melalui dialog antara karya Jeihan dan respon yang datang dari beragam
perspektif, pameran ini ditujukan untuk memberikan pengalaman yang
melampaui batasan pendekatan konvensional dalam mengenalkan serta
memahami karya Jeihan,” ungkapnya.
Pameran ini kata Angga, mengundang pengunjung untuk merasakan keindahan
yang terpancar dari karya Jeihan Sukmantoro dengan cara yang
berbeda-beda, melalui perasaan, interpretasi, dan pemahaman yang tak
terbatas. Dengan menghadirkan kekayaan dan kompleksitas dalam
mengartikan makna sebuah karya.
Pameran dibuka oleh Jim Supangkat, rekan seperjuangan Jeihan. Diharapkan pameran ini bukan hanya menjadi ruang untuk menikmati karya Jeihan, tapi juga sebagai wujud apresiasi yang mendalam terhadap respon, interpretasi, serta penerimaan masyarakat terhadap seni rupa. (SG)
Sumber: mediaindonesia.com