MICE  

Genjot Literasi Pasar Modal, OJK Gelar Kuliah Umum di Dua Kampus di Banjarmasin

Mencermati hasil survei nasional literasi dan inklusi keuangan  2022 yang menunjukkan tingkat literasi di bidang Pasar Modal dinilai masih cukup rendah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen untuk terus berupaya dalam menyelenggarakan berbagai kegiatan guna mendorong peningkatan literasi pasar modal di Indonesia, salah satunya kegiatan kuliah umum.

OJK bersama Self-Regulatory Organization (SRO), yakni PT Bursa Efek Indonesia, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia, dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia menggelar kuliah umum di Universitas Islam Negeri Antasari dan Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.

Kegiatan ini merupakan rangkaian acara Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu (SEPMT) 2022 yang bertujuan untuk meningkatkan edukasi dan literasi pasar modal dalam rangka mendorong peningkatan inklusi keuangan dan percepatan pemulihan ekonomi nasional.

“Di usia pasar modal yang masih terbilang cukup muda, pasar modal kini tampil menjadi salah satu primadona tempat berinvestasi yang aman dan terpercaya. Di tengah gejolak dan dinamika perekonomian global yang terjadi saat ini, pasar modal Indonesia dapat menunjukkan stabilitas, resiliansi, serta pertumbuhan yang baik, bahkan yang terbaik dibandingkan pasar modal di ASEAN,” ungkap Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi dilansir dari keterangan resmi, Sabtu (10/12).

Lebih lanjut, Inarno menyampaikan optmisme pertumbuhan pasar modal Indonesia masih terus berlanjut meskipun di tengah berbagai tekanan akibat dinamika global. Hingga 2 Desember 2022, IHSG mencapai 7.019,64 poin atau meningkat sebesar 6,66% secara year to date.

Jumlah investor juga telah menembus 10,16 juta. Pertumbuhan jumlah investor ritel ini juga masih didominasi oleh investor yang berusia di bawah 30 tahun sebesar 58,84%.

Dengan pertumbuhan jumlah investor retail yang bergitu pesat, hal ini dapat berdampak positif bagi Pasar Modal di Indonesia karena selain dapat memberikan stabilitas dan likuiditas di pasar modal, di sisi lain juga dapat menjadi “shock absorber” yang meredam gejolak dan fluktuasi harga saham di saat investor asing memilih untuk menarik dana ke luar negeri dari Pasar Modal Indonesia.

Oleh karenanya, OJK berharap semua pihak dapat bersinergi dan berkolaborasi untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia- saat ini.

Ia juga berpesan kepada para mahasiswa agar terus meningkatkan keterampilan karena dampak globalisasi dan disrupsi revolusi industri 4.0 mendorong persaingan ke depan semakin ketat.

Oleh karena itu, Inarno meminta mahasiswa sudah harus mulai mempersiapkan diri untuk menghadapi persaingan global terutama generasi muda yang diharapkan dapat menjadi penerus bangsa demi menyongsong Indonesia emas pada tahun 2045 mendatang.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal I OJK Djustini Septiana menambahkan, dalam rangka meningkatkan perlindungan investor, selain terus melakukan edukasi kepada masyarakat, OJK juga akan mengimplementasikan berbagai kebijakan seperti mendorong pengembangan Notasi Khusus dan papan pemantauan khusus di BEI, mengimplementasikan Disgorgement dan Disgorgement fund, dan optimalisasi Dana Perlindungan Pemodal, serta terus melakukan tindakan Supervisory Action dan penegakan hukum atas terjadinya pelanggaran peraturan di bidang Pasar Modal.

Ke depan, OJK juga akan menyiapkan regulasi yang bertujuan untuk memberikan perlindungan investor diantaranya penerapan klasifikasi Manajer Investasi melalui penyempurnaan regulasi terkait perizinan Manajer Investasi dan penyusunan regulasi terkait ranking dan rating Reksa Dana serta perubahan peraturan Dana Perlindungan Pemodal untuk mencakup Efek Reksa Dana dan layanan urun dana (SCF). (Des/E-1)


Sumber: mediaindonesia.com