EVALUASI dunia pendidikan di 2022 masih memiliki banyak catatan salah satunya peningkatan fasilitas serta pemberdayaan perempuan di dunia pendidikan.
Aktivis Suara Orangtua Peduli (SOP), Rahmi Yunita mengatakan pemerataan fasilitas menjadi poin penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
“Kemudian sekolah juga harus menambah kualitasnya. Sehingga adanya pemerataan antar sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak. Jangan sampai mendorong kualitas sekolah pada kompetisi yang sempit. Seperti halnya urutan sekolah yang berprestasi, nilai Ujian Nasional (UN) tertinggi, dan sebagainya,” kata Rahmi dalam konferensi pers Refleksi Akhir Tahun dan Outlook Pendidikan Indonesia 2023 di Cikini Jakarta Pusat, Jumat (30/12).
Kompetisi sempit yang dimaksud adalah masih adanya stigma atau cap dari masyarakat terhadap sekolah unggulan atau favorit. Sehingga sekolah justru fokus pada kompetisi baru bukan bersama-sama meningkatkan kualitas pendidikan bangsa.
“Jadi tidak fokus meningkatkan pendidikan, dan malah terus bersaing agar unggul dari sekolah di samping-sampingnya,” ungkapnya.
Sehingga pemerintah perlu melakukan pemerataan kualitas. Masalah lainnya adalah perihal pemberdayaan perempuan di dunia pendidikan.
Di kesempatan yang sama Co-Director Yayasan Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) Fitria Villa Sahara menyebutkan pendidikan dan pembelajaran harus memiliki niat dari dini sampai akhir hayat untuk pemberdayaan perempuan yang lebih baik.
Pemberdayaan perempuan dalam pendidikan orang dewasa yang transformatif berbasis hak baik untuk perlindungan, tumbuh kembang, warga negara, dan sebagainya. Ini menjadi refleksi bersama untuk meningkatkan sistem pendidikan yang transformatif.
“Namun ini memerlukan elemen yang beragam untuk memperbaiki sistem pendidikan yang berkeadilan dan menguatkan sistem pendidikan kita,” kata Fitria.
Pendidikan transformatif juga harus keadilan untuk semua dengan berempati dengan semua kelompok. Dan pemahaman itu bisa masuk dari ruang kuliah hingga tingkat PAUD.
Isu perundungan dan kekerasan seksual perlu dicegah dari siswa. Bahkan Fitria mengatakan perlu menyisihkan waktu untuk membicarakan hal tersebut dengan siswa langsung.
“Transformatif berkeadilan dalam pendidikan ditekankan pada semua kelompok dan perubahan kurikulum juga untuk kemajuan pendidikan kita semua,” ucapnya. (H-3)
Sumber: mediaindonesia.com