MICE  

DKI Gunakan TMC untuk Kurangi Dampak Cuaca Ekstrem

PENJABAT Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengimbau pihak swasta di Jakarta bisa menerapkan kebijakan work from home (WFH) untuk menghindari kondisi rawan cuaca ekstrem yang diprediksi akan berlangsung di akhir Desember ini.

“Untuk menghindari kondisi-kondisi yang rawan dan tentunya kalau jam kerja masing-masing swasta bisa mengambil kebijakan work from home (WFH),” ujarnya kepada awak media di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Selasa (27/12).

Selain itu, Heru juga tengah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) untuk mengantisipasi cuaca ekstrem. Ia berharap bencana tersebut tidak melanda kawasan Jakarta dan sekitarnya.

“Mungkin kita pecah dengan konsep TMC (teknologi modifikasi cuaca) dan pengerukan-pengerukan kali. Mudah-mudahan tidak datanglah bencana itu ke Jakarta,” jelasnya.

Heru juga mengimbau masyarakat untuk memantau perkiraan cuaca secara berkala melalui akun resmi BMKG dan BPBD DKI Jakarta. “Waspada terhadap segala potensi yang bisa terjadi.”

Sebelumnya, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperingatkan bahwa “tol hujan” yang mulai terbentuk sejak Selasa (27/12) pagi akan menyebabkan hujan ekstrem dan badai dahsyat di kawasan Jabodetabek,khususnya Tangerang, Provinsi Banten, pada 28 Desember.

Hal itu disampaikan Erma Yulihastin, peneliti iklim di Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, melalui akun Twitter pribadinya.

“Potensi banjir besar Jabodetabek. Siapa pun Anda yang tinggal di Jabodetabek dan khususnya Tangerang atau Banten, mohon bersiap dengan hujan ekstrem dan badai dahsyat pada 28 Desember 2022,” tulis Erma, Senin (26/12). 

Terkait rencana pelaksanaan Teknik Modifikasi Cuaca (TMC), BPBD DKI Jakarta telah berkoordinasi dengan Wings Udara 1 Skadron 2 TNI-AU, BRIN, dan BNPB di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (27/12) siang.

“Berdasarkan hasil koordinasi dengan TNI-AU dan BRIN, terdapat dua pola penanganan untuk TMC. Pertama, dengan jumping process atau memprematurkan awan hujan untuk dicegat masuk ke wilayah Jakarta sehingga menjadi luruh dan hujan yang terjadi hanya sekadar gerimis. Kedua, pola kompetisi, yakni membakar bahan semaian garam dengan mengganggu pertumbuhan awan dengan cara menambah inti kondensasi,” terang Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji.

Ia menambahkan, berdasarkan kesiapan TNI-AU, untuk jenis pesawat CN-212, dapat membawa 800 kilogram bahan semaian garam dengan teknik penyebaran dilakukan secara manual. Sedangkan jenis pesawat Cassa dapat memuat 2,4 ton yang membutuhkan waktu 2 jam untuk mempersiapkan semaian garam ke dalam bentuk konsul. Adapun jenis pesawat Hercules dapat memuat minimal 5 ton bahan semaian.

TMC hanya akan efektif dilakukan mulai pagi hari hingga sekitar pukul 17.00, dengan hasil efektif akan terjadi dalam 4-15 jam ke depan. TMC dapat disiapkan untuk dilaksanakan di Jakarta apabila sudah ada penetapan status siaga darurat oleh kepala daerah. Terhadap hal ini, BNPB menyatakan kesiapannya untuk melaksanakan TMC yang dibantu oleh TNI-AU, BRIN dan BMKG. (Put)

 

(J-2)


Sumber: mediaindonesia.com