MICE  

Buntut Kerusuhan di PT GNI, Urgensi Pembenahan Tata Kelola Industri Nikel

PENELITI Alpha Research Database Ferdy Hasiman mendorong perbaikan tata kelola hilirisasi nikel dalam negeri. Ia menyoroti masalah serius mengenai keamanan pekerja hingga didominasinya investasi pabrik pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) nikel dari Tiongkok.

“Pembenahan serius dan evaluasi harus dilakukan ke perusahaan smelter nikel supaya jangan terjadi lagi kecelakaan kerja seperti yang dialami pekerja di PT Gunbuster Nickel Industry (GNI),” ujarnya saat dihubungi, Senin (16/1).

Ferdy menilai kecelakaan berulang yang terjadi di smelter nikel tersebut mengindikasi belum terpenuhinya standar keselamatan dan kesehatan kerja (K3) internasional perihal prinsip nol kecelakaan.

“Memang beberapa perusahaan tambang abai pada keselamatan pekerja, karena menganggap mereka cuma buruh. Apalagi sekitar 70% smelter di hilirisasi nikel dikuasai asing atau Tiongkok,” ucap praktisi tambang itu.

Menurutnya, ada plus minus dari pengelolaan nikel yang dikuasai pihak asing. Contohnya, adanya transfer ilmu dan teknologi kepada pekerja lokal dari pekerja asing dalam mengoperasikan pabrik tersebut. Karena diakui Ferdy, penguasaan teknologi industri smelter masih banyak dikuasai orang asing.

“Ini bisa menjadi ancaman atau membawa untung, tergantung regulasi pemerintah dan kesiapan perusahaan. Karena banyak pebisnis lokal yang mentalnya kurang. Tidak mau capek membangun industri hanya mau menambang saja,” ucap Ferdy.

Namun, ia menekankan pentingnya pemerintah memiliki peta jalan atau road map jelas terkait hilirisasi nikel karena industri tersebut menjadi incaran banyak pihak, khususnya asing untuk pengembangan energi baru terbarukan. Diketahui bahwa bahan baku nikel mendominasi 80% produksi baterai kendaraan listrik.

“Pemerintah harus mengamankan produksi nikel, jangan mau dikuasai asing. Ini penting karena nikel adalah masa depan transisi energi. Roadmap harus jelas siapa yang mengoperasikan, siapa yang beli. Sekarang kan belum clear,” pungkasnya. (OL-8)


Sumber: mediaindonesia.com