Indeks
MICE  

Belanda Siap Impor Komoditas Pertanian Indonesia

IMPORTIR asal Belanda melirik sejumlah komoditas pertanian Indonesia. Hal itu terlihat pada pameran International Free From Functional Food Expo [IFFFFE] di Amsterdam, Belanda, 23-24 November di mana Pavilion Indonesia terselenggara atas kerjasama KBRI Den Haag dengan Himpunan Alumni (HA) IPB dan Bina B.V. dan Kementerian Pertanian melalui Program UPLAND menjadi partisipan utama di Pavilion Indonesia tersebut.

Menindaklanjuti antusiasme itu, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian sebagai executing agency Program UPLAND menggelar UPLAND Fine Dining Rottertram pada 25 November yang berdampak pada leter of intent untuk komoditas Upland yaitu bawang merah, lada, kopi, dan beras organik. Beberapa perusahaan yang telah melakukan Leter of Intent diantaranya: InterAromat B.V, Roemah Indoneisa B.V, Four Trade B.V, dan Business Indonesia Netherlands Asso­ciation (BINA) B.V.

Leter of Intent juga menghasilkan kerja sama pemasaran produk Upland selama satu tahun di Roemah Indoneisa B.V, sehingga siapa pun yang berminat untuk mendapatkan komoditas Upland tersebut, bisa mendatangi Roemah Indoneisa B.V.

Komoditas pertanian yang diperkenalkan pada pameran tersebut merupakan bagian dari binaan program UPLAND (The Development of Integrated Farming System in Upland Area). UPLAND merupakan kegiatan pertanian di dataran tinggi dimana pertanian dikembangkan secara komprehensif, mulai dari pengembangan on-farm sampai off-farm.

“Kami bersyukur bahwa program binaan UPLAND berhasil menembus pasar ekspor. Sebagaimana tujuan dari UPLAND sendiri yakni meningkatkan produktivitas pertanian dan pendapatan petani,” ujar Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Ali Jamil melalui keterangan tertulisnya, Sabtu [26/11].

Ali Jamil menjelaskan bahwa IFFFFE menjadi bukti kalau komoditas pertanian Indonesia amat digemari internasional. Lewat program seperti UPLAND, yang berfokus pada peningkatan kualitas SDM dan komoditas pertanian, nilai tambah hasil panen petani meningkat signifikan.

Dia menambahkan, dari kegiatan IFFFFE, para pebisnis setempat diketahui sudah melakukan follow up. Yakni berupa business matching dengan kelanjut­an kerjama sama hingga penandatanganan nota kese­pahaman.

“Ada tujuh perusahaan asal Belanda yang sudah positif akan melanjutkan kerjasama. Yakni Interaromat BV, Pacisic Spizes, Ogilvy BV, Four Trade BV, Twisted Concepts BV, Twis­ted Concepts BV, Tokopoint BV, dan sejumlah importir makanan setempat,” jelas Ali Jamil.

Ali Jamil juga menyampaikan, pengembangan korporasi pertanian dinilai sangat tepat sasaran sebagai upaya meningkatkan produktivitas dan mutu hasil panen. 

“Kami terus mendorong pengembangan kawasan di sisi hilir. Salah satu upaya yang dilakukan via program Upland adalah penggunaan benih unggul bersertifikat, budidaya yang sesuai GAP dan GMP, serta ramah lingkungan,” paparnya.

Terkait Upland, Ali Jamil menjelaskan kalau program ini memiliki empat komponen kegiatan. “Untuk Komponen pertama terdiri dari peningkatan produktivitas dan pembentukan ketahanan pangan. Untuk komponen kedua adalah pengembangan agribisnis dan fasilitasi peningkatan pendapatan, komponen ketiga adalah penguatan sistem kelembagaan, dan komponen terakhir manajemen proyek,” jelasnya.

Kementan Perkuat Pemberdayaan Pertanian

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa kualitas komoditas pertanian dan produk turunan­nya menjadi sarat mutlak, untuk menembus pasar internasional. Maka dari itu, kementeriannya terus memperkuat pemberdayaan petani dari hulu ke hilir. Output-nya tak lain menghasilkan produk unggulan.

“Teknologi dan inovasi menjadi kunci utamanya. Bagaimana dengan kedua aspek itu mengembangkan sistem pertanian dan pangan yang berkelanjutan,” ujarnya.

SYL-sapaannya- menekankan pentingnya kolaborasi global untuk mengatasi krisis pangan yang saat ini banyak mengancam negara-negara di dunia. Mentan SYL menjelaskan sebagai bagian dari komunitas global, G20 berkomitmen mendukung peran krusial dari sektor pertanian dalam menyediakan pangan dan gizi bagi semua orang.

Duta Besar Republik Indonesia untuk Belanda, Mayerfas, berkesempatan menghadiri sekaligus membuka secara resmi acara IFFFE. Dalam sambutannya Mayerfas menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Pertanian melaui Upland dan HA IPB yang secara konsisten membina para petani dalam meningkatkan kapasitas dan mutu produk pertanian agar siap menembus pasar internasional.

“Saya berharap ini berkelanjutan, tidak berhenti sampai disini. Karena para UMKM termasuk petani kecil tanpa bantuan program seperti UPLAND, akan sangat sulit ikut acara seperti ini,” katanya.

Mayerfas menambahkan, Expo Belanda ini sendiri merupakan satu-satunya pameran dagang dan konferensi Free From Functional Food di Eropa, yang rutin digelar setiap tahun. Tahun ini merupakan partisipasi perdana delegasi Indonesia dalam expo tersebut. Gelaran kegiatan ini selain untuk mendapatkan informasi terbaru dalam pengembangan produk pertanain juga sebagai ajang promosi produk pertanian khususnya komoditas binaan Upland.

Sejalan dengan itu, Atase Perdagangan Sabbat Christian menyampaikan tentang potensi pasar bagi produk Indonesia yang cukup besar dan potensial, termasuk produk organic spices dan produk pertanian lainnya. Produk kopi, nutmegg, cinnamon dan pepper seeds memiliki peluang besar di pasar Belanda, dan juga masih terbuka ruang bagi produk Indonesia lainnya.

Dalam acara IFFFFE, program UPLAND juga memberikan presentasi promosi produk pada acara talkshow.  Farakka Sari sebagai pengelola Program UPLAND yang menjadi salah satu pembicara menyampaikan bahwa keunggulan produk binaan program UPLAND adalah fair trade di mana konsumen dapat berkontribusi langsung kepada petani kecil sebagai produsen tanpa melalui midle men yang panjang sehingga keuntungannya dapat dirasakan langsung oleh petani kecil. (RO/OL-7)


Sumber: mediaindonesia.com

Exit mobile version