MICE  

Bagaimana “Me Time” Memengaruhi Interaksi Sosial?

Sejumlah ilmuwan telah meneliti dampak menghabiskan waktu sendiri alias me time. Sebagian mengatakan menghabiskan terlalu banyak waktu sendiri dikaitkan dengan efek negatif, seperti kesepian dan tekanan emosional.  Namun, penelitian lain mengaitkan menghabiskan waktu sendirian dengan hasil positif, seperti berkurangnya kemarahan, kecemasan, dan kesedihan.

Penelitian terbaru yang dilakukan oleh para peneliti dari University at Buffalo (UB), secara unik mengevaluasi bagaimana menghabiskan waktu sendiri berhubungan dengan bagaimana perasaan orang tentang interaksi dengan orang lain pada hari yang sama, dan apakah kaitan ini bergantung pada alasan seseorang mencari kesendirian sejak awal.

“Kami menemukan bahwa orang yang mencari kesendirian karena takut atau tidak menyukai keadaan lingkungan sosialnya atau pengalaman interaksi sosial, akan mengalami kecemasan yang meningkat ketika berinteraksi dengan orang lain pada hari-hari ketika mereka mendapat lebih banyak waktu sendiri dari biasanya,” ujar Hope White, mahasiswa pascasarjana jurusan psikologi UB dan penulis pertama studi tersebut, seperti dikutip dari situs kesehatan Neuroscience, Sabtu (10/12).

“Kami pikir hal itu karena orang-orang seperti itu tidak menggunakan waktu menyendiri mereka dengan tujuan untuk pemulihan. Sebaliknya, mereka mungkin menghabiskan waktu sendiri untuk merenung,” lanjutnya.

Penelitian yang diterbitkan di International Journal of Behavioral Development ini memberikan pengetahuan baru tentang potensi risiko dan manfaat kesendirian selama masa dewasa awal, sebuah tahap kritis dalam perjalanan hidup yang didefinisikan sebagai bagian dari kebebasan baru untuk menentukan bagaimana dan dengan siapa seseorang menghabiskan waktunya.

Studi ini melibatkan sampel yang beragam dari 411 orang dewasa muda berusia antara 18-26 tahun.  Peserta menyelesaikan laporan harian di ponsel cerdas mereka tentang jumlah waktu yang mereka habiskan sendirian dan bagaimana perasaan mereka setelahnya ketika berinteraksi dengan orang lain.  Hal tersebut memungkinkan tim untuk memeriksa perubahan waktu yang dihabiskan sendiri, sehingga mereka dapat menentukan dampak peningkatan waktu dalam kesendirian pada interaksi sosial.

“Menghabiskan waktu sendirian adalah hal yang umum sepanjang hidup, namun kita masih belum sepenuhnya memahami kapan, mengapa, dan untuk siapa hal itu dilakukan. Dengan mengetahui hal tersebut kita dapat mengetahui risiko dan manfaatnya,” kata Julie Bowker, Ph.D, profesor psikologi di UB College of Arts dan Sains, dan salah satu rekan penulis makalah. (M-3)

 


Sumber: mediaindonesia.com